Kinerja sukuk lampaui obligasi konvensional ketika rupiah melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. I Made Adi Saputra Analis Fixed Income MNC Sekuritas melihat pelemahan rupiah belum secara langsung mempengaruhi baik penerbitan maupun kinerja sukuk korporasi dengan signifikan.

Sementara, Rio Ariansyah, Senior Vice President Recapital Asset Management menambahkan kinerja sukuk tidak terlalu volatil bila dibandingkan obligasi konvensional. Penyebabnya, jumlah pasokan sukuk yang beredar di pasar obligasi sedikit sementara permintaan tinggi sehingga harga bisa terus terjaga atau tidak turun terlalu dalam seperti obligasi konvensional.

Berdasarkan data Indonesia Sukuk Index Composite Total Return menunjukkan kinerja sukuk hanya turun 2,56% sejak awal tahun. Sedangkan, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang menggambarkan kinerja obligasi konvensional tercatat turun lebih dalam sebesar 4,78% diperiode yang sama.


"Kinerja sukuk yang tidak terlalu volatil bisa dijadikan instrumen investasi alternatif karena menawarkan yield yang lebih tinggi dari obligasi konvensional dan cenderung lebih aman dari sisi volatilitas," kata Made, Rabu (5/9).

Made menyarankan bagi investor jangka panjang atau 10 tahun dan cenderung menahan kepemilikan sukuk, maka saat harga terkoreksi ini peluang bagus untuk masuk ke sukuk dan mendapatkan yield yang cukup tinggi. Namun, bagi investor yang mengincar sukuk negara, Made menyarankan untuk masuk melalui lelang karena di pasar sekunder ada risiko likuiditas.

Sedangkan Rio mengatakan saat ini jika masuk pasar ia lebih memilih sukuk tenor pendek jangka 1 tahun. Namun, jika di akhir tahun atau awal tahun 2019 baru masuk pasar sukuk, maka Rio bisa memilih sukuk tenor menengah. Sementara, untuk sukuk tenor panjang Rio hindari terlebih dahulu untuk meminimalisir volatilitas yang tinggi.

Hingga akhir tahun Made memproyeksikan penerbitan sukuk masih akan ramai. Katalis positifnya datang dari kegiatan pemerintah yang masih gencar menerbitkan sukuk negara. Permintaan di sukuk korporasi juga akan meningkat dan memicu emiten mengeluarkan sukuk korporasi. Katalis positif lainnya datang dari potensi dana investasi yang akan dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji yang jumlahnya diatas Rp 100 triliun. "Ini jadi potensial buyer yang mau menerbitkan sukuk," kata Made.

Sejatinya tantangan pada pasar sukuk sama dengan pasar obligasi konvensional yaitu penurunan harga obligasi akibat pelemahan rupiah. Di luar itu, Made mengatakan kinerja sukuk bisa lebih terselamatkan daripada obligasi konvesnsional karena sukuk banyak dimiliki investor domestik dan investor cenderung hold to maturity.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia