Kinerja Surya Esa (ESSA) masih akan ditopang oleh penjualan amonia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang sembilan bulan pertama 2019, kinerja PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) ditopang oleh penjualan amonia. Penjualan ammonia mencapai 83,5% dari total pendapatan Surya Esa Perkasa.

Sekretaris Perusahaan Surya Essa Perkasa, Lufy Setia mengatakan untuk tahun ini ESSA masih akan mengandalkan penjualan ammonia. “Sekitar 80% kontribusi dari amonia dan 20% dari LPG dan kondensat,” ujar Lufy kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2).

Emiten konstituen indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan hingga US$ 168,4 juta atau melesat 125,9% dibandingkan dengan pendapatan kuartal III-2018 yang hanya US$ 75,54 juta. Dari total pendapatan tersebut, pendapatan dari bisnis amonia mencapai US$ 140,68 juta atau naik 248,8% secara tahunan.


Baca Juga: Ini realisasi kinerja operasional Surya Esa Perkasa (ESSA) sepanjang 2019

Sedangkan pendapatan Surya Esa lainnya sebanyak US$ 24,54 juta atau 14,5% adalah penjualan liquefied petroleum gas (LPG).

Meski pendapatan melonjak, laba bersih ESSA justru merosot 70,2% secara tahunan menjadi US$ 4,57 juta pada periode Januari-September 2019. Salah satu penyebab turunnya laba bersih ESSA adalah beban pokok pendapatan yang melonjak 238% menjadi US$ 139,4 juta. Beban keuangan Surya Esa juga naik 336% menjadi US$30,58 dari yang semula hanya US$ 7 juta.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang akan dilakukan ESSA untuk meningkatkan kinerja tahun ini adalah dengan melakukan efisiensi biaya (cost efficiency). Selain itu, ESSA juga akan meningkatkan produktivitas dan operational excelences.

Baca Juga: Surya Esa Perkasa (ESSA) akan menerbitkan surat utang US$ 450 juta

ESSA juga terus menjajaki berbagai peluang usaha baru untuk mengembangkan lini usaha kimia dan energi dengan memanfaatkan gas bumi. Hal ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengurangi impor dan meningkatkan ekspor dari produk turunan gas.

Atas beberapa sumber gas bumi tersebut, ESSA dan anak usaha telah mengajukan permohonan alokasi gas kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai prospek ESSA tahun ini masih cukup cerah. Apalagi, sejak menjual amonia, kinerja ESSA naik fantastis. “Jika sudah naik tajam, maka sudah membuktikan pabrik tersebut efektif meningkatkan kinerjanya,” terang William kepada Kontan.co.id, Rabu (19/2).

Baca Juga: Utilisasi mendekati 100%, Surya Esa (ESSA) belum berniat menambah kapasitas

Hari ini, saham ESSA ditutup bergeming di level Rp 234 per saham. Secara year-to-date, saham ESSA tergerus 12,69%.

William mengatakan, saat ini saham ESSA sudah mulai menunjukkan penguatan dengan support di level Rp 232. Dia pun merekomendasikan beli saham ESSA dengan target harga Rp 250–Rp 260 per saham untuk jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati