KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah fluktuasi harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO), kinerja PT Triputra Agro Persada Tbk (
TAPG) dan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (
ANJT) tercatat berbeda. TAPG masih mampu membukukan laba di tengah penurunan penjualan selama tiga bulan pertama tahun 2024. Per kuartal I 2024, penjualan TAPG tercatat Rp 1,91 triliun, turun 0,71% secara tahunan alias year on year (YoY) dari sebelumnya Rp 1,92 triliun. Namun, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berhasil tercatat sebesar Rp 370,8 miliar di akhir Maret 2024. Ini naik 25,8% secara tahunan dari Rp 294,7 miliar.
Di sisi lain, ANJT mengantongi pendapatan US$ 48,91 juta atau setara dengan Rp 765,79 miliar di kuartal I 2024. Pendapatan ini turun 4,3% secara tahunan alias year on year (yoy) dari US$ 51,12 juta di kuartal I 2023.
Baca Juga: ANJT Kantongi Pendapatan US$ 48,91 Juta di Kuartal I 2024, Simak Rekomendasi Saham Namun, ANJT mencatatkan rugi periode berjalan diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 3,62 juta per akhir Maret 2024, turun sedikit dari rugi di periode sama tahun lalu sebesar US$ 3,76 juta. Salah satu penyebabnya adalah ANJT mencatatkan rugi kurs mata uang asing sebesar US$ 792.250 di kuartal I 2024, berbanding terbalik dari laba kurs mata uanga US$ 778.990 di kuartal I 2023. Kondisi itu diperburuk dengan rugi komprehensif lain setelah pajak sebesar US$ 5,21 juta di kuartal I 2024, berbanding terbalik dari penghasilan komprehensif lain sebesar US$ 8,78 juta di kuartal I 2023. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menggarisbawahi perbedaan kinerja kedua emiten tersebut di tengah sentimen industri CPO yang sama. Menurut Azis, sentimen buruk dari fluktuasi harga CPO masih akan mempengaruhi kinerja kedua emiten di tahun ini. “Secara prospek, emiten sawit memang masih cenderung belum ada sentimen positif yang signifikan, terlebih harga CPO masih turun,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (2/5). Azis pun merekomendasikan trading buy untuk TAPG dengan target harga Rp 690 – Rp 720 per saham.
Baca Juga: Begini Strategi Austindo Nusantara (ANJT) Meningkatkan Kinerja di 2024 Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada melihat, kinerja penjualan emiten CPO lebih bergantung dari harga acuan kontrak dengan pelanggan. Alhasil, TAPG dan ANJT tinggal mempertahankan pangsa pasar dan volume jual CPO mereka jika ingin mempertahankan kinerja yang baik di tahun ini. “Dengan melihat fluktuasi saat ini, kemungkinan harga CPO bergerak di rentang MYR 750 - MYR 800 per ton,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (2/5). Reza merekomendasikan beli untuk
TAPG dan
ANJT dengan target harga masing-masing Rp 725 per saham dan Rp 720 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi