KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan tingkat hunian kamar (okupansi) menjadi tantangan utama bagi industri hotel di tahun 2025. PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) menyiapkan strategi untuk bisa beradaptasi dalam kondisi ini.

Dampak penurunan okupansi sudah dirasakan EAST pada kuartal I-2025. Pendapatan EAST menyusut 7,69% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 22,49 miliar menjadi Rp 20,76 miliar.

Sedangkan laba tahun berjalan EAST turun 20,76% (yoy) dari Rp 6,84 miliar menjadi Rp 5,42 miliar selama tiga bulan pertama tahun ini. Penurunan pendapatan dan laba EAST sejalan dengan okupansi hotel yang menyusut dari 96% pada kuartal I-2024 menjadi 85% selama kuartal I-2025.

BPJS Kesehatan Sabet Penghargaan Pada Ajang The 10th Annual SPEx2®

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Eastparc (EAST) Revisi Target Pendapatan dan Laba Tahun 2025

Direktur Eastparc Hotel, Wahyudi Eko Sutoro mengungkapkan efisiensi anggaran pemerintah di tengah pelemahan daya beli masyarakat menjadi faktor penekan okupansi.

Untuk mengatasinya, salah satu strategi yang dilakukan perseroan adalah dengan menyasar pasar liburan di hotel (staycation) dan segmen Meetings, Incentives, Conferences & Exhibitions (MICE). EAST memanfaatkan momentum dari libur panjang akhir pekan (long weekend) dan cuti bersama, seperti saat Hari Raya Waisak pada 10 -13 Mei 2025.

"Periode libur Hari Raya Waisak tingkat hunian kamar hampir mencapai 100%. Kenaikan kunjungan (saat itu) dipastikan hampir seluruh hotel di daerah Yogyakarta," kata Wahyudi kepada Kontan.co.id, Selasa (20/5).

EAST menggenjot segmen staycation, terutama untuk liburan keluarga. Keunggulan yang ditawarkan EAST di segmen ini adalah wahana bermain untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Baca Juga: Kinerja Eastparc Hotel (EAST) Tertekan di 2024, Pendapatan dan Laba Terkoreksi

Perseroan telah mengucurkan belanja modal (capex) sekitar Rp 500 juta, atau separuh dari total anggaran tahun ini sebesar Rp 1 miliar. Dana itu terutama digunakan untuk membangun wahana permainan baru.

Di samping menambah wahana permainan, EAST pun melakukan efisiensi biaya operasional secara terukur. Selain itu, manajemen juga menerapkan strategi harga yang dinamis (dynamic pricing) serta paket menginap untuk tamu bisnis dan tamu staycation.

Dengan berbagai strategi tersebut, Wahyudi optimistis EAST bisa mencapai target kinerja yang telah dicanangkan tahun ini. Perseroan mengejar pendapatan sekitar Rp 80 miliar - Rp 90 miliar, laba bersih antara Rp 20 miliar - Rp 30 miliar, serta okupansi di level 70%-80%.

Sekadar mengingatkan, EAST sebelumnya telah memangkas target okupansi, pendapatan dan laba pada 2025. Sebelum revisi, pendapatan ditargetkan Rp 95 miliar - Rp 110 miliar dan laba bersih Rp 30 miliar - Rp 40 miliar, serta okupansi di level 85%-95%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News