Kinerja tertekan, simak rekomendasi untuk saham Chandra Asri (TPIA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang enam bulan pertama 2020, kinerja PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tertekan. Emiten produsen bahan petrokimia ini membukukan kerugian bersih US$ 29,85 juta. Pada semester I-2019, TPIA masih membukukan laba bersih hingga US$ 32,92 juta.

Pendapatan bersih TPIA menurun 20,1% secara tahunan menjadi US$ 841,4 juta dari sebelumnya US$ 1,05 miliar. Penurunan penjualan ini sebagai akibat dari harga penjualan rata-rata produk yang lebih rendah menjadi US$ 777 per ton dari sebelumnya di kisaran US$ 996 per ton pada semester I-2019.

Analis Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh Prayoga memperkirakan, harga jual rerata atau average selling price (ASP) dan Naphtha akan cenderung menurun mengingat tren turunnya harga petrokimia dan harga minyak yang relatif rendah. Namun, dia memperkirakan harga Naptha tidak akan turun sedalam ASP.


Baca Juga: Ini kelanjutan agenda Chandra Asri (TPIA), mulai dari rights issue hingga CAP2

“Kami masih mengharapkan volume penjualan stabil karena sebagian besar produsen lebih cenderung membeli bahan petrokimia di dalam negeri untuk menghindari risiko logistik dan risiko mata uang (currency risk) selama pandemi,” tulis Teguh dalam riset, Senin (27/7).

Teguh mengatakan adanya peningkatan terutama dalam harga olefin dan poliolefin serta naphtha dalam dua bulan terakhir. Namun, karena adanya tren penurunan harga petrokimia, Teguh memperkirakan pertumbuhan ASP yang negatif untuk TPIA. “Kami menilai harga naphtha yang stabil tetap menjadi tantangan utama TPIA tahun ini karena ASP global saat ini cenderung menurun yang dapat melemahkan margin TPIA lebih lanjut,” sambung dia.

Baca Juga: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) merugi US$ 29,86 juta di semester I-2020

Dengan pertimbangan tersebut, Teguh menurunkan rekomendasi saham TPIA menjadi hold dengan target harga Rp 7.300 per saham. Pada perdagangan hari ini, saham TPIA melemah 6,71% ke level Rp 6.950 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati