Kinerja turun, Chartis targetkan premi stagnan



JAKARTA. Tahun ini, Chartis Insurance Indonesia (Chartis) mengurangi portofolio bisnis di asuransi kesehatan, kendaraan bermotor dan properti. Alhasil, performa perusahaan asuransi kerugian tersebut hingga kuartal III-2010 stagnan, bahkan cenderung melorot.

Tanpa menyebutkan secara mendetil penurunan perolehan premi hingga September lalu, Wakil Direktur Utama Chartis Gunawan Chan tetap yakin, kinerja perusahaan terutama terkait target perolehan premi di akhir tahun ini tidak akan lebih buruk daripada tahun lalu. “Minimal perolehan premi kami sepanjang 2010 ini sama seperti tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 800 miliar,” tutur Gunawan, Kamis (14/10)

Untuk mencapai target tersebut, Chartis akan memperbaiki kondisi bisnisnya. Direktur Utama Chartis Michael Blakeaway mengatakan, perusahaan akan menggenjot portofolio bisnis penjaminan risiko yang lain. Sebut saja, asuransi mikro, asuransi perjalanan, asuransi energi, dan asuransi perlindungan terhadap tuntutan hukum dari pihak ketiga (liability)


Di segmen asuransi mikro, saat ini Chartis telah menggaet sekitar 120.000 nasabah asuransi mikro setiap bulan. "Meski kontribusinya masih berkisar 3% terhadap total penerimaan premi perusahaan, bisnis asuransi untuk masyarakat berpenghasilan rendah ini tumbuh pesat,” ujar Michael.

Maklum, potensi bisnis asuransi mikro cukup besar, seiring dengan jumlah pelaku usaha kecil di Indonesia yang mencapai 40 juta. Sementara pemain yang masuk ke sektor bisnis ini masih relatif sedikit.

Menurut Michael, asuransi mikro Chartis ditawarkan dengan harga yang sangat murah dan terjangkau. Preminya hanya di bilangan puluhan ribu rupiah.

Selain asuransi mikro, perlindungan kerugian di sektor bisnis komersial, seperti asuransi energi, dan liability juga tumbuh signifikan. Bahkan, mampu berkontribusi sampai 60% dari total perolehan premi Chartis.

Tak cuma mengalami penurunan premi. Menurut Michael, tahun ini Chartis juga harus merogoh kantongnya dalam-dalam untuk pengembangan investasi perusahaan. Investasi tersebut terutama di bidang infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).

Faktor lain yang membuat bisnis Chartis lesu, ya seperti yang diungkapkan di atas, yakni penghapusan beberapa lini bisnis. Terutama perlindungan kerugian kendaraan bermotor. Michael bilang, persaingan di bisnis ini sangat ketat, bahkan mengarah pada persaingan tidak sehat alias perang tarif. “Maka, perusahaan kami kini memperkuat bisnis asuransi mikro, perjalanan, energi dan liability, termasuk asuransi syariah yang baru beroperasi beberapa bulan belakangan ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa