KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten properti pada kuartal I-2020 sebagian besar kompak turun. Misalnya saja laba PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang labanya tergerus 58% dari Rp 618 miliar menjadi Rp 259,65 miliar, kemudian laba PT Ciputra Development Tbk (CTRA) tergerus 37,3% dari Rp 283,1 miliar menjadi Rp 177,51 miliar. Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari mengatakan sektor properti tertekan sejak tiga tahun belakangan. Terlebih tahun lalu, adanya pesta politik membuat masyarakat cenderung wait and see dalam mengambil tindakan ekonomi. Sementara itu penerapan PSAK 72 hanya akan berpengaruh signifikan pada penjualan properti yang bersifat high-rise seperti hotel, apartemen dan mal karena memakan waktu penyelesaian aset yang lebih lama dibandingkan properti landed-house. Namun melihat dari kinerja emiten properti pada kuartal satu ini, ternyata emiten dengan porsi pendapatan yang berasal dari penjualan landed-house yang tinggi pun mencatat penurunan kinerja. "Hal tersebut membuktikan bahwa tidak bisa kita pungkiri jika mewabahnya Covid-19 berdampak pada kinerja awal tahun emiten properti," jelas Ajeng kepada Kontan.co.id, Senin (15/6).
Kinerja turun, sektor properti diperkirakan masih berat untuk naik di kuartal II
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten properti pada kuartal I-2020 sebagian besar kompak turun. Misalnya saja laba PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang labanya tergerus 58% dari Rp 618 miliar menjadi Rp 259,65 miliar, kemudian laba PT Ciputra Development Tbk (CTRA) tergerus 37,3% dari Rp 283,1 miliar menjadi Rp 177,51 miliar. Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari mengatakan sektor properti tertekan sejak tiga tahun belakangan. Terlebih tahun lalu, adanya pesta politik membuat masyarakat cenderung wait and see dalam mengambil tindakan ekonomi. Sementara itu penerapan PSAK 72 hanya akan berpengaruh signifikan pada penjualan properti yang bersifat high-rise seperti hotel, apartemen dan mal karena memakan waktu penyelesaian aset yang lebih lama dibandingkan properti landed-house. Namun melihat dari kinerja emiten properti pada kuartal satu ini, ternyata emiten dengan porsi pendapatan yang berasal dari penjualan landed-house yang tinggi pun mencatat penurunan kinerja. "Hal tersebut membuktikan bahwa tidak bisa kita pungkiri jika mewabahnya Covid-19 berdampak pada kinerja awal tahun emiten properti," jelas Ajeng kepada Kontan.co.id, Senin (15/6).