JAKARTA. Melemahnya daya beli masyarakat tidak hanya dirasakan oleh emiten ritel saja. Emiten jamu dan farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) juga terkena imbasnya. Dalam laporan keuangan per semester pertama 2017, pendapatan SIDO turun 6,8% menjadi Rp 1,20 triliun dibandingkan pendapatan periode sama tahun lalu Rp 1,29 triliun. Laba bersih SIDO pun turun 7,6% menjadi Rp 244,9 miliar dibanding sebelumnya Rp 265,1 miliar. Pelemahan kinerja SIDO ini disebabkan oleh penurunan penjualan dari segmen makanan dan minuman 27% year on year (yoy) menjadi Rp 373,8 miliar. Padahal dua segmen lainnya yaitu segmen jamu herbal dan suplemen serta segmen farmasi tumbuh masing-masing 5,9% dan 15,5% menjadi Rp 788,3 miliar dan Rp 47,08 miliar.
Kinerja turun, SIDO kejar target di semester dua
JAKARTA. Melemahnya daya beli masyarakat tidak hanya dirasakan oleh emiten ritel saja. Emiten jamu dan farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) juga terkena imbasnya. Dalam laporan keuangan per semester pertama 2017, pendapatan SIDO turun 6,8% menjadi Rp 1,20 triliun dibandingkan pendapatan periode sama tahun lalu Rp 1,29 triliun. Laba bersih SIDO pun turun 7,6% menjadi Rp 244,9 miliar dibanding sebelumnya Rp 265,1 miliar. Pelemahan kinerja SIDO ini disebabkan oleh penurunan penjualan dari segmen makanan dan minuman 27% year on year (yoy) menjadi Rp 373,8 miliar. Padahal dua segmen lainnya yaitu segmen jamu herbal dan suplemen serta segmen farmasi tumbuh masing-masing 5,9% dan 15,5% menjadi Rp 788,3 miliar dan Rp 47,08 miliar.