KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan segmen bisnis
Home and Personal Care (HPC) PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR) dinilai akan mengalami perlambatan. Analis Mirae Asset Sekuritas, Mimi Halimin dalam risetnya menuturkan pihaknya mencatat kinerja UNVR pada kuartal I 2021 berada di bawah perkiraan. Sebagian besar disebabkan oleh kinerja divisi HPC yang lamban. Beberapa kategori produk di HPC mengalami masa-masa sulit pada kuartal I kemarin. Hal tersebut disebabkan masyarakat yang telah mengurangi konsumsi beberapa produk saat tinggal di rumah.
Selain itu, ketatnya persaingan di pasar menambah tekanan pada kinerja penjualan divisi HPC. Berlanjutnya pandemi Covid-19 dengan kasus baru harian yang lebih tinggi setelah liburan Idul Fitri pihaknya mengurangi perkiraannya untuk penjualan HPC UNVR.
Baca Juga: Asing net sell Rp 338 miliar, IHSG melemah tipis 0,02% ke 6.087 pada akhir sesi I "Kami masih mengharapkan pemulihan di kuartal mendatang, tetapi kemungkinan besar akan lebih lambat dari yang kami perkirakan," tulisnya, Kamis (17/6). Sementara itu, Mirae Asset memperkirakan pemulihan penjualan segmen Foods & Refreshments (F&R) UNVR akan berlanjut di kuartal II 2021. Hal itu disebabkan adanya libur Lebaran pada periode ini dan juga potensi peningkatan bertahap dari bisnis Unilever Foods Solution (UFS) dan juga bisnis es krim perusahaan. Pihaknya memperkirakan penjualan segmen HPC tumbuh 1% di 2021 atau turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,5% secara tahunan (yoy). Sementara, untuk segmen F&R akan tumbuh di 4,7% sepanjang 2021.
Baca Juga: Ada sejumlah saham yang jadi laggard IHSG, berikut prospeknya menurut analis Mimi menjelaskan, karena pandemi Covid-19 masih berlanjut dengan tren peningkatan kasus baru baru-baru ini dan pemulihan penjualan tampaknya lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, pihaknya memangkas perkiraan pendapatan dan laba bersih kami di UNVR.
Karenanya, UNVR diperkirakan akan membukukan pendapatan sebesar Rp 43,9 triliun atau tumbuh 2,1% yoy di 2021. Kemudian, pada tahun 2022 baru akan meningkat lebih tinggi menjadi 45,6 triliun atau tumbuh 3,9% yoy. "Sementara untuk laba bersih kami perkirakan tahun ini hanya naik tipis sebesar 0,6% yoy menjadi Rp 7,2 triliun dan baru pulih di 2022 dengan tumbuh 7,8% menjadi Rp 7,8 triliun," kiranya. Dengan begitu, pihaknya juga menurunkan rekomendasi
trading buy di UNVR menjadi Hold dengan target harga lebih rendah sebesar Rp 5.650.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli