Kinerja Unilever (UNVR) Diproyeksi Turun di 2024, Berikut Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peforma kinerja PT Unilever Indonesia Tbk tampak kurang bergairah pada semester pertama 2024. Emiten berkode UNVR ini mencatat penurunan laba bersih sebesar 11% menjadi Rp 2,4 triliun. Angka ini berada di bawah ekspektasi analis. 

Berdasarkan riset Maybank Sekuritas, penurunan pada paruh pertama 2024 disebabkan aksi boikot merek Barat pro Israel yang lebih lama dari yang diharapkan pada bisnis UNVR menjadi kejutan negatif yang signifikan.

Adapun dampaknya meluas ke semua bisnis, terlihat dari penjualan perawatan rumah & pribadi UNVR yang mencakup 64% dari penjualan mengalami penurunan. Untuk penjualan makanan turun 7% year on year (yoy) menjadi Rp 12,2 triliun, dan penjualan minuman turun 4% yoy menjadi Rp 6,7 triliun. Alhasil total penjualan juga turun dari Rp 20,29 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp 19,04 triliun pada semester I 2024.


Baca Juga: Unilever Indonesia Berupaya Terus Implementasi Bisnis Berkelanjutan

Maybank Sekuritas telah memperhitungkan dampak boikot dan risiko persaingan usaha UNVR yang masih ada dengan menurunkan perkiraan penjualan. 

Maybank Sekuritas memperkirakan UNVR akan mengurangi volume penjualan sehingga mendorong penurunan margin laba sebelum pajak. Dengan demikian laba UNVR diperkirakan pada akhir tahun 2024 turun 13% menjadi Rp 4,3 triliun. 

Maybank Sekuritas mencatat UNVR telah mengurangi Average selling price (ASP) selama lima kuartal berturut-turut dan meningkatkan belanja A&P sejak kuartal II-2023 untuk meningkatkan daya saing bisnisnya. Namun upaya ini malah mengakibatkan kontraksi margin laba sebelum pajak (EBITDA). 

Dalam riset tersebut, diperkiraan pendapatan akan tumbuh 2% yoy di akhir 2024. Kemudian 3% yoy di akhir 2025, dan 4% yoy di 2025. Sementara margin laba akan meningkat secara bertahap pada tahun 2024 sampai 2026 karena tekanan biaya akibat kenaikan biaya input akan mereda.

Di samping itu, UNVR juga akan terkena volatilitas mata uang terutama melalui bahan mentah. 

"Kami yakin perusahaan perlu meningkatkan ASP sebesar 4% untuk meneruskan kenaikan biaya dari depresiasi Rp 10%. Arus kas arus positif dan rasio pembayaran dividen 100% untuk tahun 2024," dikutip dari riset Maybank Sekuritas pada (14/8). 

Dengan analisa ini, Maybank merekomendasikan jual UNVR dengan target harga lebih rendah 12% dari ekspektasi sebelumnya menjadi Rp 2.250. Hal ini karena pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat di masa depan.

Sedangkan Analyst MNC Sekuritas, Raka Junico mencermati penurunan ini disebabkan daya beli masyarakat yang melemah karena perlambatan ekonomi dan sejumlah harga bahan pokok mengalami kenaikan. 

Dalam risetnya, Raka menjelaskan beberapa merek andalan UNVR telah kehilangan pamornya. Berdasarkan Top Brand Award, kategori kecap manis Cap Bango mengalami kontraksi dari 54,3% di 2023 menjadi 46,2% di akhir 2024, di sisi lain dengan merek kecap manis ABC naik dari 29,2% menjadi 31,2%. 

Demikian pula pada kategori bumbu makanan, Royco terkikis dari 43,0% menjadi 36,8% pada periode yang sama, sedangkan Masako meningkat dari 22,4% menjadi 29,3%.

"Konsumer sentiment terhadap beberapa produk UNVR, mengakibatkan konsumen untuk memilih brand lain (tier 2). Untuk sentimen yang berlangsung setidaknya hingga akhir tahun ini masih terjadi," kata Raka saat dihubungi KONTAN pada Rabu (14/8). 

Adapun selama lima tahun terakhir, pendapatan UNVR biasanya berkontribusi 51% terhadap total omset. Seiring dengan sentimen yang berlangsung, Raka telah menurunkan proyeksi pendapatan untuk tahun 2024 dan perkiraan tahun 2025 masing-masing sebesar -3,9% dan 7,4% menjadi Rp 37,6 triliun dan Rp 37,5 triliun. 

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Top 20 Market Cap Usai Rilis Kinerja Semester I-2024

Meskipun margin kotor relatif tangguh sebesar 49% pada paruh pertama, namun pihaknya mengantisipasi biaya per pendapatan iklan yang lebih tinggi karena fokus UNVR pada pertumbuhan volume pada semester II 2024 dan kebutuhan branding untuk produk HPC terbaru. 

Dengan demikian, Raka merevisi proyeksi analisa ini Raka merekomendasikan hold untuk UNVR dengan target harga sebesar Rp 2.300 per saham.  

Tidak jauh berbeda, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo memproyeksikan masih adanya potensi penurunan kinerja dari sisi top line yang ditekan dari turunnya segmen personal care, serta dari sisi bottom line. Dengan demikian rekomendasi Azis adalah netral dengan target harga Rp 2.350.

"Hal ini dikarenakan banyaknya saingan sehingga adanya penurunan daya beli pada sisi produk UNVR," pungkas Azis. 

Selanjutnya: Menakar Peluang Penguatan IHSG Hingga Menembus Rekor Terbaru

Menarik Dibaca: 5 Cara Membakar Lemak Tubuh Tanpa Olahraga, Efektif!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi