KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi alias
unitlink (Paydi) menunjukkan tren yang bervariatif dari setiap segmennya. Menilik data Infovesta, kinerja
unitlink saham memberikan imbal hasil (
return) yang menurun rerata sebesar 1,64% sepanjang tahun berjalan (
year to date/YtD) hingga Oktober 2023. Selain itu, untuk produk
unitlink campuran terkoreksi 0,65% YtD. Sementara itu, produk
unitlink pendapatan tetap mampu memberikan
return yang sedikit naik rerata sebesar 0,94% Ytd. Kemudian, pada produk
unitlink pasar uang juga terkerek sebesar 1,75% Ytd.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menjelaskan bahwa tertekannya produk
unitlink saham disebabkan oleh aset keuangan (
underlying) saham yang turun, hal ini terlihat dari menurunnya indeks harga saham gabungan (IHSG).
Baca Juga: Premi Prudential Indonesia Tembus Rp 14,80 Triliun Hingga September 2023 “Ya jelas dia
unitlink saham tertekan bulan Oktober karena
underlying-nya yaitu saham sendiri turun dan ini terlihat dari penurunan IHSG,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (8/11). Memang jika dilihat, IHSG tampak mengalami tren yang menurun sebesar 1,44% YtD hingga Oktober 2023, dan secara bulanan merosot sebesar 2,70%. Arjun mengungkapkan bahwa prospek kinerja
unitlink dapat dilihat dari bagaimana prospek
underlying-nya. Menurutnya, jelang akhir tahun nanti diproyeksikan kinerja
unitlink bakal kembali pulih. “Menjelang akhir tahun ada potensi
window dressing, jadi potensi naik lagi,” ungkapnya. PT BNI Life Insurance mencatat sampai dengan Oktober 2023, kinerja investasi
unitlink mayoritas perusahaan masih mampu memberikan imbal hasil positif, khususnya untuk produk
unitlink pendapatan tetap yakni sekitar 5,3%. Plt. Direktur Utama BNI Life, Eben Eser Nainggolan mengatakan kinerja produk Blife Link Pendapatan Tetap tampak stabil hingga Oktober 2023. “BLife Link Pendapatan Tetap stabil per Oktober 2023 masih memberikan imbal hasil 5,3% YtD,” ujarnya kepada KONTAN. Eben menuturkan, namun secara
month to date (MtD) produk
unitlink tersebut memang mengalami penurunan. Hal ini seiring dengan adanya kenaikan
yeild 10 Years Government Bond sebagai
benchmark-nya. “Namun secara keseluruhan kinerja
unitlink pendapatan tetap BNI Life masih tercatat positif,” tuturnya.
Baca Juga: Generali Catat Klaim Kesehatan Capai Rp 651,1 Miliar pada Kuartal III-2023 Eben menerangkan, Blife Link Pendapatan Tetap berhasil menunjukkan performa yang positif sebab pihaknya mampu meracik strategi yang tepat pada produk tersebut.
“Kami melakukan strategi dengan memilih aset-aset yang stabil untuk menahan volatilitas
market seperti
corporate bond,” terangnya. Lebih lanjut, Eben menambahkan, BNI Life melihat ke depan penjualan
unitlink bakal menghadapi tantangan, dikarenakan adanya ketentuan baru melalui Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 5 tentang Paydi. “Seiring dengan implementasi ketentuan baru PAYDI-SEOJK 5 di tahun ini, kami melihat akan menjadi
challenge terhadap penjualan produk
unitlink, namun kami tetap optimis produk ini masih diminati oleh segmen nasabah tertentu,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi