Kinerja Unitlink Jenis Ini Bakal Naik Imbas Pemangkasan Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan menjadi 6%, diikuti oleh langkah serupa dari The Fed yang memotong suku bunga sebesar 50 basis poin, sehingga mencapai kisaran 4,75%-5%. 

Menanggapi perkembangan ini, Wawan Hendrayana, Head of Research Infovesta Utama, menyatakan bahwa unitlink berbasis pendapatan tetap dan saham akan menjadi pihak yang paling diuntungkan dari penurunan suku bunga tersebut.

"Dengan penurunan suku bunga, yield obligasi akan turun dan harga obligasi naik, sehingga unitlink pendapatan tetap akan mendapatkan keuntungan dari kondisi ini," ujar Wawan kepada Kontan, Kamis (19/9).


Baca Juga: Meski Suku Bunga Mulai Turun, NIM Perbankan Belum Akan Terdampak Tahun Ini

Setelah unitlink pendapatan tetap, Wawan menjelaskan bahwa unitlink berbasis saham juga akan mendapat manfaat dari penurunan suku bunga. Namun, menurutnya, kinerja masing-masing unitlink saham akan sangat tergantung pada strategi fund manager perusahaan dalam mengelola portofolionya.

"Saham-saham yang berkaitan dengan suku bunga, seperti sektor perbankan dan properti, kemungkinan besar juga akan mengalami kenaikan," tambahnya.

Wawan juga mencatat bahwa dengan turunnya suku bunga, kinerja unitlink pasar uang mungkin akan sedikit tertekan, mengingat penurunan bunga deposito sebagai salah satu instrumen yang mendasari kinerja unitlink tersebut. Namun, ia menekankan bahwa hal ini merupakan dampak yang wajar.

Unitlink Campuran dan Proyeksi Hingga Akhir Tahun

Wawan menambahkan bahwa unitlink campuran juga berpotensi meraih keuntungan dari situasi ini, namun yang paling diuntungkan tetaplah unitlink berbasis pendapatan tetap dan saham.

Mengenai proyeksi kinerja hingga akhir tahun, Wawan menyebutkan bahwa unitlink berbasis saham dan pendapatan tetap diperkirakan akan bersaing ketat menjadi yang paling unggul. 

Baca Juga: BI dan The Fed Kompak Pangkas Suku Bunga, Emiten Poultry Makin Berkokok

Jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat bertahan di level 7.700, bahkan mungkin mencapai 8.000 pada akhir tahun, unitlink saham kemungkinan akan mencatatkan kinerja terbaik.

"Namun, dengan posisi IHSG saat ini yang berada di kisaran 7.700-7.800, ada kemungkinan bahwa kinerja unitlink saham dan pendapatan tetap akan seimbang," jelas Wawan.

Risiko Volatilitas dan Pengaruh Kondisi Global

Sementara itu, Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI) sekaligus pengamat asuransi, Wahyudin Rahman, juga menilai bahwa penurunan suku bunga akan mendorong kinerja unitlink berbasis saham. 

"Berbeda pada instrumen pendapatan tetap, imbal hasil obligasi, justru berdampak negatif pada bagian dari portofolio unitlink, terutama bagi pemegang polis yang lebih mengutamakan kestabilan daripada risiko tinggi," ungkapnya kepada Kontan.

Namun, ia mengingatkan bahwa volatilitas pasar akibat faktor geopolitik, pemilihan presiden Amerika Serikat, serta Pilkada dan pelantikan pemerintahan baru di Indonesia, dapat memengaruhi kinerja unitlink hingga akhir tahun.

Baca Juga: BI Pangkas Suku Bunga, Ini Jenis Unitlink yang Bakal Ketiban Berkah

Selain itu, fluktuasi nilai tukar serta indikator ekonomi lainnya juga menjadi faktor yang perlu diwaspadai oleh investor.

Menurut data dari Infovesta, hingga Agustus 2024 secara year-to-date (ytd), unitlink berbasis saham memberikan rata-rata imbal hasil (return) tertinggi sebesar 2,43%.

Unitlink pendapatan tetap mencatatkan rata-rata imbal hasil tertinggi kedua dengan 2,14%, diikuti oleh unitlink pasar uang sebesar 2,05%, dan unitlink campuran dengan rata-rata return 1,66%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .