Kinerja Unitlink Tertekan pada Bulan Lalu, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah di awal tahun imbal hasil unitlink saham tercatat memiliki kinerja positif, penurunan justru kembali terjadi di Februari 2023 meskipun tetap berada di level positif.

Di Februari 2023, imbal hasil unitlink saham secara tahunan berada di level 1,12%. Dimana, angka tersebut mengalami penurunan dari bulan sebelumnya sebesar 1,42%. Padahal, di Januari 2023 imbal hasil unitlink saham tercatat naik di level 1,79%. Itu bahkan mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan tersebut yang terkoreksi 0,16%.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan bahwa kondisi tersebut menunjukkan bahwa unitlink saham ini sudah ditempatkan di saham-saham yang berkapitalisasi besar.


Mengingat, saat ini keterbukaan informasi portofolio unitlink memang diwajibkan agar dicantumkan dalam fact sheet setiap produknya. Sehingga penempatannya dilakukan secara konservatif.

Baca Juga: Indonesia Re Optimistis RBC akan Lebih Baik di Tahun Ini

“IHSG di Februari ini memang penopangnya justru bukan saham-saham berkapitalisasi besar, misalnya sektor transportasi dan konstruksi,” ujarnya.

Sementara itu, saham-saham berkapitalisasi besar seperti keuangan dan consumer good memiliki kinerja yang relatif lebih rendah di periode tersebut. Meskipun demikian, Wawan melihat ini justru bakal berdampak positif dengan portofolio unitlink, dikarenakan risikonya jauh lebih rendah.

“risiko akan lebih baik dari sebelumnya karena bagaimanapun juga transparansi dan profesionalitasnya lebih dikedepankan” tambahnya.

Direktur MNC Life Johannes mengungkapkan bahwa di periode Februari kemarin, kinerja imbal hasil produk unitlink MNC Life mengalami koreksi 4,8% sejak awal tahun. Penurunan tersebut dikarenakan imbal hasil pada fund MNC Aktif yang berbasis saham mengalami penurunan 9,1%. Dimana, fund tersebut memiliki dana kelolaan terbesar di MNC Life.

“Pemilihan saham kami cukup bervariasi namun mayoritas merupakan emiten pada sektor barang konsumen non primer dan energi,” tambahnya.

Johannes beralasan penempatan saham tersebut karena mendekati pemilu 2024 akan terdapat peningkatan pada salah satu aktivitas belanja masyarakat yakni dalam hal konsumsi barang non-primer. 

Sedangkan pada sektor energi, pihaknya melihat tensi geopolitik Rusia dan Ukraina yang belum kunjung mereda, akan berpengaruh positif terhadap emiten pada sektor energi.

Baca Juga: AJB Bumiputera Kembali Bayarkan Klaim Polis Tertunda Tahap II Senilai Rp 25,84 Miliar

Sementara itu, Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan bilang secara keseluruhan kinerja unitlink BNI Life cukup baik. Misalnya, unitlink saham BNI Life Syariah Equity Fund yang memiliki kinerja 1 tahun 2,5%.

Ia menambahkan tiga sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam pemilihan saham pada unitlink BNI Life adalahsSektor keuangan, sektor barang baku, dan sektor infrastruktur. 

“Beberapa saham yang dipilih merupakan saham-saham yang memiliki bobot yang cukup besar terhadap indeks,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi