Kinerja UNVR terdorong pengembangan produk



JAKARTA. Ekonomi global yang memburuk tidak berdampak negatif pada kinerja perusahaan konsumer, PT Unilever Indonesia Tbk. Emiten berkode UNVR ini masih mampu meningkatkan laba bersih 20,77% menjadi Rp 3,65 triliun di kuartal III tahun ini.

Peningkatan laba bersih ini ditopang dari penjualan mereka yang meningkat 17,44% year on year (yoy) menjadi Rp 20,34 triliun. Tak ayal, laba per saham dasar naik menjadi Rp 479 dari Rp 397 yoy.

Adolf Sutrisno, analis Andalan Artha Advisindo Sekuritas mengatakan, berkah ini diperoleh Unilever dari momen libur Lebaran dan sekolah dimana masyarakat cenderung berbelanja.


Konsumen Unilever pun terbilang loyal di kelasnya. Dus, ketika ada kenaikan harga akibat naiknya harga bahan baku tidak membuat kinerja perusahaan ini menurun. "Segmen makanan dan es krim terlihat bertumbuh tinggi sebesar 17,9%," kata Adolf.

Peningkatan kinerja Unilever juga terdorong dari produk baru. UNVR merilis 50 - 60 produk baru tahun ini. Strategi ini mampu memperkuat kinerja penjualan hampir seluruh merek dari berbagai kategori produk.

UNVR juga menambah kapasitas produksi di berbagai merek. Ekspansi tersebut sudah dilakukan di semua pabrik seperti Cikarang dan Surabaya. UNVR telah menggelontorkan belanja modal sebesar Rp 1,3 triliun - Rp 1,4 triliun di tahun ini.

Masih bertumbuh

Adolf yakin, kinerja UNVR masih akan kinclong seiring dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang diprediksi 6,8% di 2013. "Tambahan kapasitas pabrik produk skin care dan pabrik es krim Walls akan membuat UNVR semakin kuat," ungkap dia.

Isfhan Helmi, analis Sucorinvest Central Gani dalam risetnya pun masih yakin, penjualan dari produk food and beverages akan meningkat 25% dalam lima tahun mendatang. Pertumbuhan UNVR akan lebih banyak disetir dari pertumbuhan volume ketimbang kenaikan harga. Ia memprediksi, laba bersih UNVR bisa naik 18%-20% di 2013 dengan margin laba bersih 19%. 

Ivan Chamdani, analis Trimegah Securities bilang, saham UNVR masih memberi keuntungan tinggi. Brand kuat memudahkan UNVR menghadapi persaingan.

Adolf menghitung, tahun ini UNVR bisa meraup penjualan bersih Rp 27,18 triliun, naik 15% dari 2011. Dari sisi laba bersih, UNVR diperkirakan meraup Rp 4,73 triliun atau tumbuh 12,9% yoy. Tahun depan, penjualan UNVR diperkirakan bisa Rp 31,85 triliun dan laba bersih Rp 5,74 triliun.

Hitungan Adolf, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di tahun depan tidak akan menghambat margin laba bersih UNVR. Sebab, UNVR bisa mengantisipasi dengan menaikkan harga jual produk. Hal yang perlu diwaspadai Unilever, menurut dia, persaingan dengan perusahaan sejenis seperti P&G.

Karena itu, Adolf masih merekomendasikan buy untuk saham UNVR dengan target harga Rp 30.650 per saham. Target ini mencerminkan price earning ratio (PER) 40 kali di 2013. Sementara, Ivan dan Isfhan merekomendasikan hold. Ivan menargetkan harga saham UNVR Rp 27.300. 

Adapun Isfhan memberi target harga saham UNVR Rp 25.250 per saham dengan PER 33,8 kali. Rabu (14/11), harga UNVR ditutup naik 1,16% di Rp 26.150 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana