KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) moncer setelah pendapatan dan laba bersih perusahaan terlihat naik hingga kuartal III-2023. Di mana, INCO membukukan pendapatan senilai US$ 937,89 juta per kuartal III-2023. Realisasi ini naik 11,9% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 873,77 juta. Naiknya pendapatan INCO sejalan dengan kenaikan tingkat produksi nikel matte hingga kuartal III-2023. Sepanjang Sembilan bulan pertama 2023, INCO memproduksi 51.644 ton nikel dalam matte.
Realisasi ini naik 17,6% dari produksi di periode yang sama tahun lalu yang hanya 43.907 ton nikel dalam matte. Di sisi lain, sejumlah beban INCO terpantau naik, salah satunya beban pokok pendapatan meningkat 6% menjadi sebesar US$ 650,9 juta bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar US$ 614,69 juta.
Baca Juga: Kinerja Vale Indonesia (INCO) Diproyeksi Terdorong Lonjakan Produksi Nikel Bernardus Irmanto,
Chief Financial Officer INCO menyebut, kenaikan ini terutama disebabkan oleh konsumsi bahan bakar dan biaya-biaya terkait. Alhasil, produsen nikel matte ini membukukan laba bersih senilai US$ 221,08 juta atau naik 31,29% dari posisi di periode yang sama tahun lalu sebesar US$168,38 juta. Adapun INCO optimis untuk mencapai target produksi setahun penuh pada tahun ini di kisaran 70.000 ton nikel dalam matte. Optimisme ini berkaca pada moncernya kinerja operasional INCO per akhir September 2023. Irmanto meyakini kinerja INCO tahun ini akan cukup baik, walaupun memang harga nikel tidak setinggi tahun lalu. Selain didukung oleh kinerja produksi yang membaik, INCO juga melakukan sejumlah strategi, salah satunya beralih (
switching) ke batubara, yang menjadi salah satu upaya untuk mengontrol biaya energi. Irmanto menyebut, fleksibilitas penggunaan batubara dan minyak adalah salah satu keunggulan operasional yang dimiliki oleh INCO.
Selain mengontrol penggunaan batubara dan minyak, INCO juga memiliki beberapa inisiatif seperti mengurangi intensitas energi per ton nikel, serta mengoptimalkan proporsi penggunaan batubara dengan nilai kalori rendah dengan batubara kalori tinggi dalam proses produksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari