Kinerja Victoria Saham Syariah tersokong sektor konstruksi, infrastruktur, & properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor properti, konstruksi dan infrastruktur menyokong kinerja reksadana Victoria Saham Syariah melebihi rata-rata kinerja reksadana saham.  Berdasarkan data Infovesta utama per Selasa (30/7), reksadana Victoria Saham Syariah tercatat naik 10,29% secara year on year (yoy).

Sebagai perbandingan, rata-rata kinerja reksadana saham yang tercermin dalam Infovesta Equity Fund Index masih turun 4,23% di periode yang sama.

Baca Juga: Bursa Efek Indonesia (BEI) siapkan tiga indeks baru di semester kedua ini


Putu Wahyu Suryawan, Fund Manager Victoria Manajemen Investasi mengatakan, kinerja reksadana ini bisa positif karena didukung sektor properti, konstruksi serta infrastruktur. Putu sudah melakukan akumulasi beli di sektor tersebut sejak Oktober 2018. 

Selain itu, Putu juga memberikan bobot tambahan di sektor konsumsi agar kinerja lebih terjaga di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Ketiga sektor tersebut banyak menerima stimulus dari kebijakan pemerintah sejak tahun lalu dan kami melihat kebijakan tersebut baru akan bisa dirasakan di 2019," kata Putu, Rabu (24/7). 

Baca Juga: Manajer Investasi Sambut Baik Relaksasi Aturan ETF premium

Putu optimistis ketiga sektor tersebut akan cerah kinerjanya karena didukung penurunan suku bunga dan berlanjutnya program infrastruktur. Dalam memilih saham, Putu menggunakan indeks Jakarta Islamic Index (JII) sebagai acuan portofolio dari reksadana yang meluncur sejak Februari 2018 ini. Strategi yang diterapkan adalah sectoral allocation dengan 80% aset akan masuk portofolio JII dan 20% melakukan trading saham. 

Putu mengatakan, reksadana ini cenderung dikelola secara pasif. Pengelolaan secara aktif hanya dilakukan ketika ada peristiwa tertentu dan perubahan kebijakan alokasi aset. 

Baca Juga: Pasar saham & obligasi terkoreksi sepekan lalu seret kinerja reksadana turun

Alokasi aset saat ini sebesar 86,86% berada di saham dengan porsi 13,14% di dana kas. Cadangan dana kas digunakan untuk melakukan akumulasi pembelian saham secara bertahap. Putu menilai pasar saham dalam negeri cukup menarik dari segi valuasi dan potensi kenaikan. 

"IHSG kami proyeksikan bisa mencapai 6.850 hingga 7.000 di akhir tahun ini," kata Putu. Sentimen positif dari penurunan tingkat suku bunga menjadi pendorong kinerja IHSG. Putu memproyeksikan return reksadana ini bisa mencapai 16,83% di sepanjang tahun ini. 

Secara keseluruhan total dana kelolaan Victoria MI mencapai Rp 2,8 triliun per Juni 2019. Victoria MI menargetkan dana kelolaan bisa tumbuh capai Rp 3,5 triliun di akhir tahun ini meski belum ada rencana untuk mengeluarkan produk reksadana open end baru di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati