Kinerja Wijaya Karya Beton tak terimbas menghentian proyek layang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Wijaya Karya Beton Tbk tidak terlalu terkena imbas penghentian sementara pembangunan proyek layang (elevated) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Yuherni Sisdwi, Sekretaris Perusahaan Wika Beton mengungkapkan, ada salah satu proyek layang milik perusahaan yang sudah dinyatakan lolos evaluasi, yaitu proyek tol Bogor Outer Ring Road 2. "Beton pracetaknya berupa box grider, semuanya disuplai oleh Wika Beton," ujarnya saat dihubungi KONTAN.co.id, Senin (26/2).

Sebagaimana diketahui, Kementerian PUPR mencatat ada 36 proyek tol elevated dan empat proyek perkeretaapian yang akan dievaluasi oleh pemerintah.


Menurut Yuherni, dari sejumlah proyek tersebut, ada yang sudah selesai disuplai oleh Wika Beton. Namun, ada juga beberapa proyek yang masih berjalan dan belum dikerjakan sama sekali.

Dia menyebut, proyek-proyek yang masih berjalan sebagian besar menggunakan ready mix, seperti proyek Tol Balikpapan - Samarinda. Sedangkan Tol Serang - Panimbang pembangunannya belum dimulai.

Meski memasok ready mix, Yuherni bilang, kebutuhan proyek tersebut terhadap beton pracetak masih ada untuk membangun jembatan bila melalui sungai, lembah, dan lainnya. Wika Beton mulai memasok dari tiang pancang untuk pondasi sampai balok jembatannya. "Tapi porsi pracetak relatif kecil," ungkapnya.

Yuherni menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterimanya dari pabrik precast, tidak ada produksi yang dihentikan sementara. Artinya, saat ini sudah tidak ada lagi beton precast yang diproduksi untuk proyek - proyek elevated.

Namun begitu, masih ada stok beton precast yang siap dikirim, meski nilainya tidak cukup besar. Maklum, beton precast yang sudah selesai diproduksi dan sudah siap dikirim, belum tentu langsung terpasang ketika di lapangan.

Yuherni menjelaskan, jika mengacu pada keputusan Kementerian PUPR, yang dihentikan adalah pekerjaan elevated, sehingga tidak ada alasan untuk menghentikan pekerjaan ready mix. "Karena yang jadi perhatian adalah penggunaan alat angkat berat dan barang yang diangkat berupa beton pracetak sekian puluh ton," imbuhnya.

Saat ini, kapasitas produksi WTON sudah mencapai 3.2 juta ton per tahun belum termasuk ready mix. Yuherni bilang, sampai akhir tahun WTON membidik peningkatan kapasitas mencapai 3,4 juta ton.

"Tidak terlalu besar tambahan kapasitasnya, karena kota menambahkan dari pabrik eksisting saja. Namun tetap melihat permintaan pasar," pungkas Yuherni. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi