JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) memperkirakan pendapatan kuartal I-2015 ada dikisaran Rp 400 miliar hingga Rp 600 miliar. Jumlah itu lebih rendah dari pendapatan perseroan diperiode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 814,03 miliar. Entus Asnawi Mukhson, Direktur Keuangan WTON mengatakan, perkiraan lebih rendah disebabkan proyek infrastruktur khususnya milik pemerintah di awal 2015 belum terlalu ramai. Perseroan baru mengandalkan proyek-proyek korporasi milik negara (BUMN) dan swasta. Namun di kuartal II-2015 tender sudah mulai ramai. Hal ini tercermin dari perolehan kontrak baru perseroan sampai pekan lalu yang sebesar Rp 750 miliar. Adapun, di akhir Maret 2015, total nilai kontrak baru anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru Rp 550 miliar. Berarti, ada tambahan Rp 200 miliar dalam kurun waktu dua minggu. Kontrak-kontrak baru yang diperoleh mayoritas berupa proyek pembangunan pabrik, bangunan, apartemen, gedung perkantoran dan hotel. Hingga penghujung 2015, WTON menargetkan bisa menjaring kontrak dengan nilai total sebesar Rp 5 triliun. Perinciannya, sebesar Rp 4 triliun merupakan kontrak baru dan Rp 1 triliun dari kontrak lanjutan (carry over) dari tahun lalu. Manajemen WTON berharap proyek-proyek itu bisa meningkatkan pundi-pundi perusahaan. Fery Hendriyanto, Direktur Operasional WTON menambahkan, pihaknya menargetkan bisa mencatatkan pendapatan Rp 4 triliun tahun ini. Jika dibanding tahun lalu, terjadi kenaikan sekitar 22,32% yaitu dari Rp 3,27 triliun. Sementara laba bersih diharapkan bisa mencapai Rp 360 miliar. "Hingga kuartal I 2015, realisasi pendapatan diperkirakan 10%-15% dari target," ujar, Kamis (23/4). Mulai ramainya proyek di kuartal II-2015 diharapkan bisa mengejar angka pendapatan di level Rp 1,2 triliun sampai Rp 1,6 triliun. Proyeksi ini setara dengan 30%-40% dari total target pendapatan. Sementara, dari segi laba bersih, perseroan mengaku belum mengetahui angka pasti. Pasalnya, manajemen korporasi pelat merah ini masih melakukan penyusunan laporan keuangan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kinerja WTON kuartal I 2015 bakal lesu
JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) memperkirakan pendapatan kuartal I-2015 ada dikisaran Rp 400 miliar hingga Rp 600 miliar. Jumlah itu lebih rendah dari pendapatan perseroan diperiode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 814,03 miliar. Entus Asnawi Mukhson, Direktur Keuangan WTON mengatakan, perkiraan lebih rendah disebabkan proyek infrastruktur khususnya milik pemerintah di awal 2015 belum terlalu ramai. Perseroan baru mengandalkan proyek-proyek korporasi milik negara (BUMN) dan swasta. Namun di kuartal II-2015 tender sudah mulai ramai. Hal ini tercermin dari perolehan kontrak baru perseroan sampai pekan lalu yang sebesar Rp 750 miliar. Adapun, di akhir Maret 2015, total nilai kontrak baru anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini baru Rp 550 miliar. Berarti, ada tambahan Rp 200 miliar dalam kurun waktu dua minggu. Kontrak-kontrak baru yang diperoleh mayoritas berupa proyek pembangunan pabrik, bangunan, apartemen, gedung perkantoran dan hotel. Hingga penghujung 2015, WTON menargetkan bisa menjaring kontrak dengan nilai total sebesar Rp 5 triliun. Perinciannya, sebesar Rp 4 triliun merupakan kontrak baru dan Rp 1 triliun dari kontrak lanjutan (carry over) dari tahun lalu. Manajemen WTON berharap proyek-proyek itu bisa meningkatkan pundi-pundi perusahaan. Fery Hendriyanto, Direktur Operasional WTON menambahkan, pihaknya menargetkan bisa mencatatkan pendapatan Rp 4 triliun tahun ini. Jika dibanding tahun lalu, terjadi kenaikan sekitar 22,32% yaitu dari Rp 3,27 triliun. Sementara laba bersih diharapkan bisa mencapai Rp 360 miliar. "Hingga kuartal I 2015, realisasi pendapatan diperkirakan 10%-15% dari target," ujar, Kamis (23/4). Mulai ramainya proyek di kuartal II-2015 diharapkan bisa mengejar angka pendapatan di level Rp 1,2 triliun sampai Rp 1,6 triliun. Proyeksi ini setara dengan 30%-40% dari total target pendapatan. Sementara, dari segi laba bersih, perseroan mengaku belum mengetahui angka pasti. Pasalnya, manajemen korporasi pelat merah ini masih melakukan penyusunan laporan keuangan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News