KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor telekomunikasi punya potensi untuk terus bertumbuh ke depan dengan strategi bisnis masing-masing perusahaan, baik itu meningkatkan harga produk hingga fokus ke Pita Lebar Tetap atau kerap dikenal Fixed BroadBand (BB). Berikut rekomendasi beberapa saham telekomunikasi dari sejumlah analis. Simak penjelasannya : 1. PT Indosat Tbk (
ISAT)
Secara kinerja kinerja fundamendatal, ISAT mengalami pertumbuhan baik dari sisi
top line maupun
bottom line. Melansir laporan keuangannya, ISAT berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 41,82 triliun hingga kuartal III-2024 atau tumbuh 11,61% secara tahunan atau
Year on Year (YoY). Sedangkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 3,87 triliun hingga kuartal III-2023 atau tumbuh 39,14% secara tahunan dari Rp 2,78 triliun. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama memproyeksi ISAT mampu melanjutkan pertumbuhan tersebut hingga akhir tahun 2034. ISAT juga terus berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan pelayanan dalam rangka antisipasi percepatan antisipasi pasar pada mobile internet. "Emiten ini juga fokus menggarap Pita Lebar Tetap (BB) dalam rangka memperkuat dan mengantisipasi pertumbuhan pendapatan di sektor telekomunikasi yang potensial," jelas Nafan kepada KONTAN, Jumat (6/12). Di sisi lain, faktor infrastruktur yang belum merata dan persebaran ekonomi yang berbeda menjadi tantangan bagi ISAT bahkan untuk seluruh emiten telekomuniasi dalam menjalankan stategi bisnis, khususnya pada segmen Pita Lebar Tetap (BB). Rekomendasi :
Accumulative Buy Target Harga : Rp 2.830 per saham
2. PT XL Axiata Tbk (
EXCL) Salah satu emiten telekomunikasi ini berhasil meraup laba bersih sejumlah Rp 1,3 triliun dengan pertumbuhan 31,7% yoy sepanjang sembilan bulan pertama 2024. Dari sisi pendapatan hanya tumbuh 6,3% yoy menjadi Rp 25,37 triliun. Hal ini disinyalir karena beban bunga yang lebih tinggi yaitu naik 6,1% yoy, dan kerugian dari perusahaan asosiasi, terutama LINK, sebesar Rp226 miliar. Kendati demikian XL mempertahankan efisiensi dengan Infrastruktur, S&M, dan OPEX yang masing-masing turun 180bps, turun 130bps, dan turun 70bps. Hal ini menghasilkan margin EBITDA sebesar 52,4% atau naik 320bps yoy. Analis BRI Danareksa Niko Margonis dalam riset 8 November 2024 mencatat EXCL dapat memanfaatkan DNA Digital dan FMC untuk memperoleh pendapatan yang kuat di kuartal keempat. Selain itu, XL memegang pangsa pasar digital terbesar dengan penetrasi pelanggan sebesar 55% di aplikasinya sendiri. "Kami yakini hal itu akan meningkatkan ARPU dan prospek biaya S&M secara bersamaan," jelas Niko. Niko pun memperbaharui proyeksi pendapatan EXCL menjadi Rp 34,38 triliun atau tumbuh 6,4% yoy. Sedangkan
net profit sebesar Rp 2,07 triliun pada akhir tahun 2024. Rekomendasi :
Buy Target Harga : Rp 3,500 per saham
3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM) Kinerja TLKM pada kuartal ketiga 2024 sedikit lesu. Pendapatan TLKM turun 2,2% secara tahunan menjadi Rp 36,92 triliun. Sementara laba bersih yang diperoleh sebesar Rp 5,91 triliun atau anjlok 12,3% untuk periode kuartal ketiga 2024. Kendati pun diakumulasikan sepanjang sembilan bulan 2024, TLKM masih mencatat hasil yang lemah dengan perolehan pendapatan Rp 112,2 triliun atau hanya naik 0,9%r4 yoy. Sedangkan laba bersih sejumlah Rp 17,67 triliun atau merosot 9,4% yoy. Analis BCA Sekuritas, Selvi Ocktaviani dalam riset 22 November 2024 mengatakan suramnya kinerja TLKM pada periode tersebut disebabkan daya beli yang lemah, persaingan ketat, hingga skandal kartu SIM yang telah dipra-aktivasi menggunakan ID palsu kemudian dijual dengan sangat murah. Namun Selvi bilang skandal kartu SIM tersebut tengah berangsur berakhir, emiten ini mulai mencatatkan perkembahangan dan adanya peningkatan pasokan kartu SIM di pasar. Telkomsel juga menawarkan berbagai paket yang memenuhi kebutuhan pasar massal, termasuk paket data harian yang lebih ekonomis untuk menggaet seluruh lapisan masyarakat. "Untuk mengoptimalkan pendapatannya, Telkomsel pun mulai menaikkan harga paket data dan produk lainnya secara bertahap dengan rata-rata gabungan 5-10%," jelas Selvi. Di sisi lain TLKM menawarkan layanan pita lebar EZnet dengan harga terjangkau, mulai dari Rp150 ribu per bulan untuk 10 Mbps. Strategi-strategi ini diharapkan mampu menjangkau konsumen dan mendongkrak kinerja TLKM. Rekomendasi :
Buy Target Harga : Rp 3.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih