Kingfisher India babat habis aktivitas penerbangan



LONDON. Kingfisher Airlines, maskapai penerbangan asal India berjanji segera beroperasi sesuai jadwal semula setelah 40 penerbangan pada Sabtu lalu (14/7) dibatalkan. Maskapai terpaksa menghentikan aktivitas setelah beberapa pekerja melakukan mogok kerja.

Sebagian karyawan Kingfisher akhir pekan lalu memilih tinggal di rumah dengan alasan, perusahaan belum membayar gaji mereka. Kingfisher merupakan maskapai penerbangan yang tengah terbelit masalah keuangan.

Pemilik Kingfisher, Vijay Mallya, mengaku sudah berusaha menghidupkan perusahaan dengan berbagai langkah. Salah satunya adalah dengan mengurangi kapasitas penerbangan. Sebagai konsekuensinya, Kingfisher sadar betul, bahwa hal itu membuat pangsa pasar perusahaan menurun.


Malang benar memang, sejak mengudara pada 2005, perusahaan ini belum sekalipun mencatatkan keuntungan. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu kemarin, membuat Mallya pesimis bahwa perusahaan penerbangan itu bisa diperbaiki dalam waktu dekat.

“Menjatuhkan citra Kingfisher di mata publik, tidak akan menghasilkan keuntungan”, ujar Mallya dalam sebuah surat terbuka kepada seorang karyawan yang berhasil dikutip oleh Press Trust of India.

Ia melanjutkan, “Upaya rekapitalisasi ini lebih sulit dari yang dibayangkan, dan menyebabkan kekhawatiran serta ketakutan di kalangan investor potensial”.

Kingfisher sadar, bahwa perusahaannya mempunyai pangsa pasar yang rendah di India, dan merupakan yang terendah pada April lalu. Padahal pada Oktober 2011, perusahaan berhasil memegang pangsa pasar terbesar kedua.

Demi melakukan efisiensi, maskapai ini harus membatalkan jumlah penerbangan menjadi 120 penerbangan per hari, turun dari sekitar 340 penerbangan setiap hari.

Dalam waktu yang sama, Kingfisher mengklaim 75% gaji karyawan sudah dibayarkan. Sisanya, akan menerima gaji pada 16 Juli.

Editor: