Kini muncul kuesioner ukuran alat kelamin siswa



JAKARTA. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh keberatan ada kuisioner berisi pertanyaan mengukur alat kelamin siswa yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan.

"Jelas kami keberatan, kalau memang bentuk untuk menanyakan tentang seseorang, apa yang dimilikinya seperti apa-apa, sama sekali tidak mendidik," kata Nuh ketika ditanya pers di Halim Perdanakusumah Jakarta, Minggu (8/9/2013).

Menurut Nuh, selain kuisioner semacam itu tidak mendidik bagi siswa juga karena merupakan hal yang tabu.


"Saya akan undang siapa penyelenggaranya itu, penanggunggjawabnya siapa untuk  kita minta duduk perkaranya mau apa, dan seterusnya mau apa sembari menunggu kejelasan duduk perkaranya, di stop dulu," kata Nuh.

Mengenai sanksi, Nuh mengatakan belum ada sebab masih harus diteliti dulu akar persoalannya. Cuma, kata dia, kuisioner itu harus dihentikan.

"Jangan diadakan lagi kuisioner itu, jangan sampai masuk ke sekolah-sekolah lagi. Kami akan meminta penjelasan tujuannya apa ada kuisioner begitu," kata Nuh.

Ditanya bahwa kuisioner itu resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Nuh mengaku akan menanyakan hal itu kepada Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.

"Karena  selama ini saya belum pernah bicara dengan beliau (Menkes) urusan itu. Karena itu lebih baik kita duduk bersama. Tujuannya apa ada kuisioner seperti itu," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, saat ini beredar di sejumlah sekolah  kuesioner yang meminta siswa menyebutkan ukuran kelamin.

Kasus ini mencuat dari laporan salah satu orang tua siswa kelas VII di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Sabang, Provinsi Aceh dimana dalam kuesioner itu berisi gambar contoh payudara, kelamin perempuan, dan kelamin laki-laki.

Masing-masing ada empat nomor dari gambar tersebut, dari ukuran kecil hingga besar. Siswa disuruh melingkari salah satu nomor. (Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan