Kini, warga India bisa pesan uang tunai via online



NEW DELHI. Saat jutaan warga India mengantre agar bisa mendapatkan dana tunai, sebuah perusahaan e-commerce India mulai memberikan layanan antar dana tunai ke rumah pelanggannya.

Bisnis ini berkembang sebagai respon dari kebijakan tiba-tiba pemerintah yang melarang penggunaan uang kertas lama 500 rupe dan 1.000 rupe, sejak enam pekan lalu. Kebijakan itu bertujuan untuk menggantikan 86% uang tunai di India dan membuat warga kesulitan mendapatkan uang baru yang dibutuhkan untuk kehidupan mereka sehari-hari.

Snapdeal, perusahaan ritel online India, menambahkan uang kertas rupee baru ke dalam ratusan produk yang mereka tawarkan. Para konsumen bisa mendapatkan lebih dari 2.000 rupee atau US$ 30 dana tunai dengan menggesek kartu kredit mereka melalui mesin yang di bawa oleh kurir perusahaan. Dari transaksi ini, para pelanggan hanya dikenakan biaya sebesar 1 rupe sebagai komisi.


Program pertama dilakukan pada Kamis (22/12) lalu di kota Guargaon dan Bangalore. Snapdeal menggunakan uang kertas rupee yang mereka terima dari transaksi cash on delivery. Metode pembayaran ini cukup populer bagi transaksi online di India.

Juru Bicara Snapdeal menolak merinci lebih jauh mengenai nilai transaksi bisnis uang tunai ini. Dia hanya bilang, permintaan akan produk ini cukup signifikan.

"Peluncuran jasa antar dana tunai bertujuan untuk membantu pelanggan kami di tengah ketatnya likuiditas yang mereka hadapi," jelas Snapdeal co-founder Rohit Bansal.

Snapdeal berencana untuk memperlias jasa layanan antar dana tunai ke kota-kota lainnya di India dalam beberapa pekan ke depan.

Sekadar tambahan informasi, saat ini warga India banyak yang mengganti metode pembayaran mereka dengan pembayaran digital. Namun, bagi mereka yang tidak memiliki banyak pilihan, mereka harus mengantre selama berjam-jam di bank atau ATM.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie