KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (
KINO) berencana menambah kegiatan usaha yang belum terdapat di Anggaran Dasar. Ada 25 kegiatan usaha baru yang akan ditambahkan oleh KINO, mulai dari menjalankan usaha industri pengasinan/pemanisan buah-buahan dan sayuran hingga industri alat kesehatan. Dalam keterbukaan informasi, Senin (13/6), manajemen KINO berharap penambahan kegiatan usaha ini dapat meningkatkan performa Kino di masa mendatang. "Kami tentunya mengharapkan bahwa kegiatan usaha baru tersebut akan membantu meningkatkan kinerja penjualan dan profit dari perseroan," ungkap manajemen KINO dalam keterbukaan informasi, Senin (13/6).
Baca Juga: Tambah Kegiatan Usaha, Kino Indonesia (KINO) Akan Minta Restu Pemegang Saham Adapun pihak KINO juga melihat peluang-peluang usaha dan potensi dari kegiatan usaha baru yang akan ditambahkan itu. Dengan dijalankannya penambahan kegiatan usaha itu, KINO memproyeksi bisa meningkatkan laba antara 0,25% hingga 2,11%. Sementara, laba (rugi) bersihnya bisa terkerek 0,21% hingga 2,16%. Untuk memperlancar rencananya, KINO akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan digelar Rabu (15/6). Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, mencermati, keputusan KINO untuk mendiversifikasi kegiatan usaha merupakan langkah yang sudah dipertimbangkan dengan baik. Langkah tersebut bisa menjadi penyeimbang di tengah rencana penerapan cukai plastik dan MBDK oleh pemerintah. Oleh karenanya, peluang KINO untuk memperbaiki posisi fundamental perusahaan melalui aksi penambahan kegiatan usaha ini bukanlah hal yang mustahil. Akan tetapi, menurut Ivan, strategi ini baru akan terasa dampaknya dalam jangka panjang.
Baca Juga: India Tutup Ekspor Gandum, Ini Emiten Konsumer yang Paling Terdampak "Artinya mungkin dalam waktu dekat belum akan terlihat korelasinya terhadap harga saham yang secara teknikal memang masih dalam fase koreksi," jelas dia kepada Kontan.co.id, Selasa (14/6). Asal tahu saja, pergerakan saham KINO cenderung lesu sejak sebulan terakhir. Mengutip data RTI Business, sahamnya sudah menurun 18,33% ke harga Rp 3.610 per saham. Akan tetapi, dilihat sejak awal tahun atau secara
year to date (ytd), saham KINO masih menghijau 77,83%. Ivan pun menyarankan investor menunggu berakhirnya koreksi lanjutan dengan target
support terdekat di Rp 3.400 untuk mulai melakukan akumulasi.
Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) Proyeksikan Penjualan Selama Ramadan Meningkat Hingga 20% Sementara secara teknikal, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, melihat, pergerakan KINO saat ini memang sedang berada pada fase
downtrend. Apabila KINO tembus dari level
support Rp 3.560, maka KINO diperkirakan rawan bergerak menuju ke Rp 3.230. " Hal ini juga nampak dari pergerakan MACD dan Stochastic yang masih berada di area negatifnya dan belum menunjukkan tanda-tanda penguatan," ujar Herditya. Adapun investor disarankan
wait and see terlebih dahulu terhadap pergerakan KINO. Investor bisa
buy on wekaness di area koreksi sudah disebutkan di atas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati