KINO berharap kinerja keuangan sama dengan 2016



JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) pesimistis menghadapi tahun Ayam Api. Perusahaan sektor barang konsumer ini menargetkan pendapatan tahun ini sama dengan tahun lalu.

Presiden Direktur KINO Harry Sanusi mengatakan, masih melihat banyak hambatan. Salah satu yang menjadi hambatan yaitu masih lemahnya daya beli masyarakat. "Target tahun ini konservatif, kami targetkan flat. Tidak naik tidak turun," ujar Harry kepada KONTAN, kemarin.

Target konservatif ini bisa dilihat dari kinerja KINO pada kuartal I-2017. Pendapatan KINO turun 28,3% menjadi Rp 670,26 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp 860,52 miliar. Laba bersih KINO terjun bebas dari Rp 71,70 miliar pada kuartal I-2016 menjadi Rp 3,60 miliar pada kuartal I-2017.


Penjualan hampir semua produk KINO turun. Penjualan segmen perawatan tubuh turun 38,1% year on year (yoy) menjadi Rp 319,74 miliar, segmen minuman turun 12,1% yoy me Rp 253,89 miliar, segmen makanan turun 38,06% yoy menjadi Rp 96,07 miliar, dan segmen farmasi turun 146,2% menjadi Rp 545 juta.

Penurunan kinerja ini disebabkan oleh kondisi makro ekonomi yang melemah. Proses pengampunan pajak yang menyedot jumlah uang beredar di pasar sehingga animo investor untuk investasi dalam hal ini yang bakal merekrut karyawan mengalami penurunan. Alhasil, permintaan produk fast moving consumer goods (FMCG) melorot, Hal ini terjadi di seluruh industri FMCG.

Untuk menjaga pendapatan KINO, manajemen meluncurkan beberapa produk baru. Untuk segmen beverages meluncurkan produk Cap Kaki Tiga Anak PET. "Produk ini menggunakan gambar karakter Anna dan Elsa dalam kemasan botol PET," katanya.

Sedangkan untuk produks personal care, KINO meluncurkan Kids series Transformers dan Little Pony, Evergreen (aroma diffuser), Ellips dry shampoo, Ovale micellar water, Ovale cleansing gel, dan Absolute wipes tissue.

Untuk menunjang kinerja tahun ini, perusahaan juga menyiapkan capiatl expenditure (capex) sebesar Rp 80 miliar. KINO akan menggunakan belanja modal ini untuk menambah mesin produksi baru serta peremajaan mesin yang sudah lama. "Sampai saat ini sudah terserap Rp 30 miliar untuk pembelian mesin dan peralatan," katanya.

Melihat kinerja kuartal I-2017 analis Ciptadana Sekuritas Asia, Edward Lowis menurunkan target pendapatan KINO 2017 sebesar Rp 194 miliar menjadi Rp 3,15 triliun atau hanya tumbuh 0,06% yoy. Dia memperkirakan, laba bersih KINO pun lebih rendah Rp 39 miliar ketimbang prediksi awal menjadi Rp 194 miliar atau tumbuh 7,1%. Untuk itu Edward merekomendasikan hold saham KINO dengan target harga Rp 2.290.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati