JAKARTA. Pasar modal akan kedatangan calon emiten baru. PT Kino Indonesia Tbk akan melangsungkan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di akhir tahun ini. Melalui aksi tersebut, Kino akan mengantungi dana sekitar Rp 857,14 miliar sampai Rp 1,19 triliun. Rencananya, Kino akan melepas 228,57 juta saham baru atau setara 16% modal ditempatkan dan disetor penuhnya. Adapun, saham Kino dipatok seharga Rp 3.750 sampai Rp 5.225. Valuasinya berkisar antara 15 kali sampai 21 kali Price Earning (PE) perseroan di 2016. Kino akan menggunakan 27% atau Rp 231,42 miliar sampai Rp 322,38 miliar hasil dana IPO untuk pertumbuhan anorganik. Emiten konsumer ini ingin melakukan akuisisi merek atau penyertaan modal di industri sejenisnya. Meski begitu, perseroan masih enggan menjelaskan ekspansinya tersebut.
"Rencana akuisisi tahun depan," ucap Direktur Keuangan Kino Indonesia Peter Chayson, kepada KONTAN, Selasa, (10/11). Lalu sebanyak 50% atau Rp 428,57 miliar hingga Rp 597 miliar raihan dana IPO dianggarkan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan. Kemudian, 23% atau Rp 197,14 miliar sampai Rp 197,14 miliar sisanya akan dimanfaatkan untuk modal kerja. Kino akan melakukan penawaran awal atau bookbuilding pada 10 November sampai 20 November. Aksi IPO ini ditarget memperoleh efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 1 Desember. Sehingga proses penawaran umumnya dilakukan 2 Desember sampai 4 Desember. "Penawaran saham Kino akan dilakukan di 5 negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Inggris," kata Moleonoto The, Direktur Utama Indopremier Securities selaku penjamin emisi IPO Kino, kepada KONTAN. Tanggal penjatahan saham Kino akan dilakukan 7 Desember. Kemudian pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham secara elektroniknya akan berlangsung di 8 Desember. Puncaknya, Kino akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Desember.