JAKARTA. Penjualan produk higienitas perempuan (feminine hygiene product) mulai membaik. PT Kino Care Era Kosmetindo, misalnya. Produsen produk feminine hygiene product merek Resik V dan Absolute meramalkan penjualan mencapai lebih Rp 100 miliar dalam setahun. Angka ini bertumbuh 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Atau lebih tinggi dari pertumbuhan pasar sebesar 15% - 20% per tahun. Presiden Direktur Kino, Harry Sanusi, menjelaskan, pertumbuan didorong awareness perempuan akan kebersihan bagian keperempuanannya. "Muka aja di-treatment, apalagi bagian femininnya," kata Harry kepada KONTAN, baru-baru ini. Pada perusahaan Kino, peningkatan itu juga didorong digunakannya kandungan herbal sebagai bahan baku. Artinya, bahan tradisional masih dipercaya untuk perawatan bagian tubuh perempuan. Maka, kata dia, tak heran produk Resik V, atau cairan berbahan jamu itu menyumbang penjualan Rp 80 miliar - Rp 90 miliar bagi total penjualan Kino. Adapun total sales produsen Larutan Cap Kaki Tiga dan Liang Teh Cap Panda itu menyentuh Rp 1,5 triliun - Rp 2 triliun. "Saat ini kami masih masuk top three untuk produsen produk feminine hygiene di Indonesia. Kino mau kembangkan lagi produk serupa berbahan herbal," kata Harry. Sayang, dia masih bungkam soal rencana peluncuran produk itu. Menurut dia, dua perusahaan lain ialah Mustika Ratu dan Sariayu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kino Care targetkan kenaikan penjualan produk higienitas perempuan
JAKARTA. Penjualan produk higienitas perempuan (feminine hygiene product) mulai membaik. PT Kino Care Era Kosmetindo, misalnya. Produsen produk feminine hygiene product merek Resik V dan Absolute meramalkan penjualan mencapai lebih Rp 100 miliar dalam setahun. Angka ini bertumbuh 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Atau lebih tinggi dari pertumbuhan pasar sebesar 15% - 20% per tahun. Presiden Direktur Kino, Harry Sanusi, menjelaskan, pertumbuan didorong awareness perempuan akan kebersihan bagian keperempuanannya. "Muka aja di-treatment, apalagi bagian femininnya," kata Harry kepada KONTAN, baru-baru ini. Pada perusahaan Kino, peningkatan itu juga didorong digunakannya kandungan herbal sebagai bahan baku. Artinya, bahan tradisional masih dipercaya untuk perawatan bagian tubuh perempuan. Maka, kata dia, tak heran produk Resik V, atau cairan berbahan jamu itu menyumbang penjualan Rp 80 miliar - Rp 90 miliar bagi total penjualan Kino. Adapun total sales produsen Larutan Cap Kaki Tiga dan Liang Teh Cap Panda itu menyentuh Rp 1,5 triliun - Rp 2 triliun. "Saat ini kami masih masuk top three untuk produsen produk feminine hygiene di Indonesia. Kino mau kembangkan lagi produk serupa berbahan herbal," kata Harry. Sayang, dia masih bungkam soal rencana peluncuran produk itu. Menurut dia, dua perusahaan lain ialah Mustika Ratu dan Sariayu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News