Kino Indonesia (KINO) Yakin Bisa Kembali Meraih Laba Bersih di Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) berharap dapat segera memperbaiki sekaligus meningkatkan kinerja bisnisnya pada tahun 2023 mendatang.

Asal tahu saja, pendapatan bersih KINO turun 3,3% year on year (YoY) menjadi Rp 2,83 triliun per kuartal III-2022. KINO juga harus menderita rugi bersih Rp 243 miliar per kuartal III-2022, berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya di mana emiten ini mengantongi laba bersih Rp 82 miliar.

Direktur Kino Indonesia Budi Muljono mengatakan, pihaknya belum bisa membeberkan secara rinci terkait target kinerja keuangan KINO pada tahun 2023 karena masih dalam proses pembahasan. Walau begitu, secara garis besar, KINO berharap bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih dua digit pada tahun depan.


“Pendapatan kami dalam 3 tahun terakhir ada di kisaran Rp 4 triliun. Kami ingin coba melampaui angka tersebut,” terang dia dalam paparan publik, Rabu (23/11).

Di samping itu, KINO juga optimistis bisa kembali meraih laba bersih pada tahun 2023. Sejumlah upaya telah dan akan terus dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Baca Juga: Simak Faktor Penyebab Penurunan Kinerja Kino Indonesia (KINO) Hingga Kuartal III-2022

Salah satunya adalah efisiensi di lini produksi dan distribusi, termasuk mengurangi jumlah Stock Keeping Unit (SKU) produk KINO. Saat ini, KINO memiliki lebih dari 700 SKU. Perusahaan ini juga memiliki 32 brand produk yang terbagi dalam 22 kategori.

Pemangkasan jumlah SKU dinilai penting karena akan mengurangi beban produksi dan distribusi KINO. Emiten ini tentu tidak sembarangan dalam melakukan pengurangan SKU tersebut. “Kami sudah melakukan evaluasi mana saja SKU yang bisa dikurangi dan mana yang layak dipertahankan,” imbuh Budi.

KINO juga berupaya untuk meningkatkan lagi kontribusi pendapatan dari segmen personal care. Saat ini, kontribusi segmen personal care berada di angka 37,8% hingga kuartal III-2022. Padahal, di tahun 2019 silam atau sebelum pandemi Covid-19 kontribusi segmen ini mencapai 46,8% dari total pendapatan bersih KINO.

Permintaan produk-produk personal care tampak berkurang seiring terbatasnya mobilitas masyarakat selama pandemi Covid-19.

Lantaran, pandemi Covid-19 sudah menuju akhir dan aktivitas masyarakat di luar ruangan kembali meningkat, KINO mencoba lebih gencar lagi dalam melakukan promosi dan iklan supaya konsumen tertarik untuk membeli produk-produk personal care. “Kami berusaha ingatkan kembali bahwa personal care penting untuk dimiliki oleh masyarakat,” kata dia.

 
KINO Chart by TradingView

Produk personal care yang dijual KINO cukup beragam dan terdiri dari berbagai kategori. Di antaranya adalah produk perawatan rambut, perawatan gigi, perawatan anak dan bayi, perawatan daerah kewanitaan, perawatan kulit, pengharum badan, penyegar udara, sabun cuci tangan, hingga hand sanitizer.

Di sisi lain, Manajemen KINO tidak menyampaikan besaran capital expenditure (capex) atau belanja modal untuk tahun depan. Walau begitu, pihak KINO mengaku belum ada urgensi mengalokasikan capex untuk keperluan ekspansi seperti penambahan kapasitas produksi pabrik dalam waktu dekat.

“Capex kami selalu disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau untuk aspek keamanan dan pemeliharaan yang berkaitan langsung dengan kelangsungan usaha, tentu itu jadi prioritas kami,” pungkas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari