Kino & Mandom menjaga pasar dan merebut pelanggan di tengah persaingan yang sengit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan kosmetik dan perawatan tubuh di Indonesia di tahun ini mengalami kinerja kurang baik. Hal ini karena faktor persaingan produk impor serta daya beli konsumen yang kurang baik.

Tetapi tak semua emiten perawatan tubuh menunjukan kinerja negatif. Misalnya PT Kino Indonesia Tbk (KINO) mencatatkan laba mentereng pada periode sembilan bulan pertama tahun ini. Emiten sektor konsumer ini meraup laba bersih senilai Rp 105,51 miliar atau naik 50% year on year (yoy) dari Rp 70,43 miliar pada periode Januari-September 2017.

Peningkatan laba bersih KINO sejalan dengan peningkatan penjualan pada periode September 2018 sebesar Rp 2,59 triliun atau naik 11% dari Rp 2,34 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.


Harry Sanusi, Presiden Direktur Kino Indonesia (KINO) mengatakan untuk bisnis personal care, Kino sangat memperhatikan kualitas produk dan KINO di segmen yang relatif baru yang masih belum banyak kompetisi namun memiliki potensi tinggi. Hal ini mengingat sebanyak 50% penjualan KINO berasal dari segmen perawatan tubuh.

"Dengan demikian kami bisa langsung mengambil market share leadership di segmen-segmen tersebut," kata Harry kepada Kontan.co.id, Selasa (20/11).

Menurutnya kunci untuk mengembangkan segmen yang bersangkutan adalah mengedukasi market melalui berbagai aktifitas promosi yang efektif dan tepat sasaran. Oleh karena itu pesan yang disampaikan harus dapat dicerna oleh audiensi yang menjadi target dengan mudah.

Adapun banyaknya produk baru yang diimpor meskipun memberikan tantangan tersendiri. Namun KINO melihat peluang yang terbuka ditengah ancaman tersebut dimana produk Kino telah memiliki genggaman yang kuat di segmen masing-masing ditambah kualitas dari produk Kino sudah cukup tinggi, keberadaan barang-barang impor tersebut tidak berdampak material. "Di sisi lain, kompetisi tersebut justru akan memberikan membantu memberikan edukasi market dan pada akhirnya akan membesarkan market tersebut," kata Harry.

Sementara itu PT Mandom Indonesia Tbk hingga kuartal III-2018 membukukan penurunan pendapatan 1,33% menjadi Rp 2,05 triliun. Penurunan pendapatan terjadi pada segmen perawatan rambut dan wangi-wangian, masing-masing 6,19% dan 9,79% menjadi Rp 878,32 miliar dan Rp 369,84 miliar.

Sekretaris Perusahaan Mandom Alia Dewi mengatakan, hingga saat ini percaya perusahaan masih bisa dinaikan kinerjanya. Oleh karena itu, agar kinerja kembali positif, perusahaan kosmetik ini terus mengupayakan untuk meningkatkan pendapatan melalui penetrasi pasar dan produk baru.

"Untuk saat ini belum ada revisi target dan untuk rencana ke depan masi belum bisa saya share," kata Alia kepada Kontan.co.id, Selasa (20/11). Emiten berkode saham TCID tahun ini menargetkan pertumbuhan dua digit, yakni minimal 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini