KINO persiapkan penetrasi segmen penjualan e-commerce



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bagi produsen Fast Moving Consumer Goods (FMCG) seperti PT Kino Indonesia Tbk (KINO) potensi pasar di e-commerce tak bisa ditinggalkan begitu saja. Untuk itu manajemen telah meramu beberapa strategi untuk memenangkan segmen tersebut. Harry Sanusi, Presiden Direktur KINO menyebutkan sebenarnya manajemen telah melihat trend ecommerce sejak beberapa tahun lalu. "Sehingga kami sudah mempersiapkan langkah dengan mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak khusus di ecommerce yaitu PT Kino Ecomm Solusindo untuk berhubungan langsung dengan semua platform ecommerce besar di Indonesia," urainya kepada Kontan.co.id, Senin (18/2). Lini digital tersebut juga sebagai antisipasi perusahaan terhadap perubahan behaviour dari konsumen saat ini, yang menyebabkan konsumsi ritel sempat lesu di pertengahan tahun lalu. Dengan langkah tersebut, Harry berharap KINO dapat meningkatkan exposure produk-produk andalan di pasar ecommerce sehingga meningkatkan awareness konsumen. "Dan tentu saja mempersiapkan Kino dalam menyambut era dimana ecommerce akan menjadi bagian yang sangat signifikan dari penjualan di dalam negeri," terangnya. Mengenai kontribusi penjualan e-commerce sampai akhir tahub kemarin, Harry akui masih kecil porsinya dari revenue, namun sebagai perusahaan FMCG perseroan dituntut untuk terus berinovasi. Menurut Harry, kontribusi e-commerce masih di bawah 1% dari keseluruhan penjualan Kino Group. "Untuk tahun ini kemungkinan masih di kisaran itu karena tahun ini kami fokus untuk memperbesar pasar domestik serta pasar ekspor jadi kami mengharapkan semua segmen dan channel untuk terus tumbuh tanpa mementingkan besaran kontribusinya," ungkapnya. Di tahun ini, KINO masih melihat prospek bisnis consumer goods penuh tantangan. "Tapi peluang selalu terbuka selama kami bisa mencari peluang yang tepat, menyampaikan pesan dengan baik serta pendistribusian yang lancar," terang Harry. Kedepannya perseroan terus menguatkan semua segmen bisnis KINO mulai dari perawatan tubuh, makanan dan minuman. Jika ditilik dari laporan keuangan di kuartal tiga 2018 kemarin, kontribusi terbesar masih dipegang segmen perawatan tubuh senilai Rp 1,27 triliun dan segmen minuman Rp 1,1 triliun dari total revenue KINO yang mencapai Rp 2,59 triliun. Adapun perseroan optimis mematok pertumbuhan 25%-30% di sepanjang tahun 2019 ini. Mengenai capaian sampai akhir tahun 2018 kemarin, manajemen masih belum bisa mempublikasikan detilnya. Namun berkaca pada laporan keuangan KINO sampai kuartal tiga 2018, total penjualan bersih sebesar Rp 2,59 triliun atau naik 11% dari Rp 2,34 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu perseroan membukukan pertumbuhan laba bersih 50% year on year (yoy) menjadi Rp 105,5 miliar di kuartal tiga tahun 2018 tersebut. Di tahun 2019 ini pula, perseroan berencana menganggarkan capex yang berkisar dari Rp 175 miliar - Rp 200 miliar. Kemungkinan bakal digunakan untuk pengembangan produk eksisting dan brand yang telah dipegang kendalinya oleh perusahaan. Terkait ekspor, Harry mengatakan bahwa perseroan berencana memperluas pasar luar negerinya. Adapun porsi penjualan ekspor yang diharap tahun ini mencapai 5% dari total revenue.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Azis Husaini