JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) percaya diri menyongsong tahun 2011. Perusahaan properti yang terbilang belum lama go public ini menganggarkan belanja modal Rp 1,5 triliun untuk tahun depan. Sekitar 35% dari capital expenditure (capex) atau senilai Rp 525 miliar mereka alokasikan untuk ekspansi. Podomoro berencana membangun area komersial di Cirebon dan Pekanbaru. Konsep bakal area komersial itu mirip dengan mal. Perusahaan properti ini juga berencana menyelesaikan sejumlah proyek residensial seperti Kuningan City dan dua menara apertemen di Denpasar Residence. Agung Podomoro akan menggunakan dana hasil penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) untuk menutup kebutuhan capex 2011. Dari IPO yang berlangsung awal November itu, APLN mengantongi dana Rp 2,244 triliun.
Isfhan Helmy Arsad, analis Waterfront Securities menilai, APLN punya neraca yang bagus setelah IPO. Setelah IPO tuntas, pengelola APLN menyatakan berniat melunasi utang perbankan dengan nilai total Rp 1,62 triliun. Utang yang disebut akan dilunasi APLN meliputi tagihan senilai Rp 88 miliar ke Bank Permata dan utang US$ 20 juta (Rp 181 miliar) ke JP Morgan Chase Bank. APLN juga berencana membayar utang dari Bank BNI senilai Rp 350 miliar. Emiten properti itu juga ingin melunasi sebagian dari pinjaman sindikasi yang beranggotakan CIMB Niaga, BII, dan BNI senilai Rp 1 triliun. Liliana Bambang, analis JP Morgan, memperkirakan pada akhir 2010 tingkat utang terhadap ekuitas (debt to equity) APLN akan turun menjadi 50%. Sedangkan tim riset dari Indo Premier Securities menghitung net debt to equity APLN di akhir 2010 akan menjadi 0,03 kali dari posisi di akhir 2009, yaitu 1 kali. Ditopang apartemen Isfhan menilai rencana APLN membangun mal di luar Jakarta akan membawa imbas positif. Namun, dia yakin, APLN masih mengandalkan penjualan apartemen sebagai sumber pendapatan utama. Pendapatan dari mal dan perkantoran memberikan kontribusi terbesar kedua. "Minat berinvestasi di sektor properti masih tinggi di tahun depan," tutur dia.