Kirana Megatara siapkan belanja modal Rp 200 miliar untuk ekspansi di 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kirana Megatara Tbk menyiapkan belanja modal sebesar Rp 200 miliar di tahun 2018. Belanja modal ini naik dua kali lipat dari tahun lalu yang sebesar Rp 100 miliar.

Sebagian besar belanja modal ini akan dialokasikan untuk membangun pabrik pengolahan karet di Lampung. Dengan pembangunan pabrik tersebut, emiten dengan kode saham KMTR ini akan meningkatkan kapasitas produksi pabrik pengolahan karet miliknya. 

Tahun lalu total kapasitas produksi karet KMTR sebanyak 720.000 ton per tahun. Tahun ini, KMTR menargetkan kapasitas produksi sekitar 770.000 ton.


Untuk itu perusahaan ini ingin menuntaskan pembangunan pabrik pengolahan karet di Lampung. Total kapasitas pabrik yang dibangun mulai Oktober 2017 ini sekitar 40.000 ton per tahun. Proyek pabrik ini menelan investasi sekitar Rp 150 miliar. "Sekarang pembangunannya sudah tahap pemasangan tiang pancang," ujar Martinus Subandi Sinarya, Direktur Utama PT Kirana Megatara Tbk kepada KONTAN di kantornya, Senin (6/3).

Dengan peningkatan kapasitas mesin, diharapkan produksi karet KMTR akan terus meningkat di 2018 dan 2019. Hal ini juga mengantisipasi terus meningkatkan kinerja perusahaan seiring membaiknya harga karet.

Selain membangun pabrik di Lampung, KMTR juga akan menambah jumlah depo yang sat ini baru 31 unit menjadi 55 unit di 2018. Selain itu, belanja modal juga akan dipakai untuk memaksimalkan kapasitas mesin dan memperluas jaringan usaha di berbagai sentra produksi karet. "Dana tersebut benar-benar digunakan untuk investasi," tutur Martinus.

Martinus optimistis target penjualan karet tahun ini sebanyak 580.000 ton akan tercapai. Dengan target itu, pendapatan perusahaan bisa mencapai sekitar Rp 13 triliun dengan catatan harga karet US$ 1,5 per kg. 

Jika harga karet di kuartal II-2018 naik menjadi US$ 1,65 per kg, pendapatan KMTR juga akan lebih tinggi dari Rp 13 triliun. Potensi itu ada karena biasanya tiap tahun harga karet naik di kuartal kedua. "Penguatan kurs dollar juga berdampak pada kenaikan pendapatan," ujar Martinus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi