KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) menargetkan menjual 580.000 ton karet atau naik 10,47% dari tahun 2017. Direktur Utama KMTR Martinus Subandi Sinarya mengatakan untuk mencapai target penjualan tahun ini, perusahaan akan menggenjot penyerapan dari tingkat petani. Salah satu starteginya adalah meningkatkan jumlah depo di sejumlah sentra produksi karet. Depo ini akan menjadi perwakilan KMTR untuk membeli karet langsung dari petani sesuai harga pabrik.
Saat ini jumlah Depo baru 31. "Kami targetkan tahun ini bisa mencapai 55 depo sebagian besar ada di Sumatra," jelas Martinus kepada KONTAN di kantornya Senin (5/3). Menurut Martinus kehadiran depo ini dapat memutus
suplai chain penjualan karet dari petani ke pabrik. Sebab selama ini, akses petani karet ke pabrik cukup sulit karena jaraknya. Tapi dengan peningkatakan pembangunan depo, maka diharapkan kelompok tani dapat dengan mudah menjangkaunya dan mereka mendapatakan harga karet sesuai harga pabrik. Selain itu, KMTR juga akan meningkatkan jumlah mitra kelompok tani binaannya. Pembinaan itu berupa pemberian bibit tanaman unggul secara cuma-cuma, pemberian pelatihan menyadap dan merawat karet yang baik. "Saat ini kami sudah mengelola sekitar 10.000 kelompok tani," kata Martinus. Harapannya, bila kelompok tani yang menjadi mitra perusahaan ini dapat meningkatkan produksi sehingga suplai ke perusahaan akan meningkat. Maka target penjuaalan karet di tahun 2018 ini akan tercapai. Catatan saja, tahun lalu emiten dengan kode saham KMTR ini membukukan pendapatan Rp 12,10 triliun, naik 57,41% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 7,69 triliun. Sementara laba bersih tahun 2017 tercatat Rp 423,17 miliar, naik 101,61% dari tahun 2016.
Menurut Martinus, kenaikan pendapatan perusahaan tahun lalu disokong oleh sejumlah faktor. Antara lain karena kenaikan volume ekspor karet dari 440.000 ton di tahun 2016 menjadi 525.000 ton di tahun 2017. Selain itu, harga karet sepanjang 2017 rata-rata mencapai US$ 1,65 per kilogram (kg). Harga tersebut naik signifikan dibandingkan rata-rata harga karet di tahun 2016 yang US$ 1,4 per kg. "Faktor pelemahan kurs rupiah yang tahun 2017 rata-rata Rp 13.400 per dollar AS turut menopang kenaikan pendapatan perusahaan,"ujar Martinus. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi