KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi pengguna dan penggemar busana muslim pasti cukup akrab dengan brand Shafira dan Zoya. Di balik kesuksesan dua brand tersebut, ada tangan ulet seorang Feny Mustafa. Lewat ketekunannya, kerajaan bisnis busana muslim yang dirintis ibu dua anak ini sejak tahun 1989 hingga kini masih terus berkibar. Feny mendirikan usaha bermodal pinjaman. "Pertama kali saya buat Shafira, waktu itu trend busana Muslim tidak seperti sekarang. Dulu orang yang pakai busana Muslim bisa dihitung jari dan busana Muslim tidak lazim digunakan, susah ditemukan," kata Feny kepada KONTAN, Sabtu (31/8). Kala itu, busana Muslim masih belum populer seperti saat ini. Bahkan ada larangan menggunakan busana Muslim di beberapa instansi dan stasiun TV. Dari kondisi itulah timbul keinginan dari dalam diri Feny agar busana Muslim bisa lebih dikenal dan menjadi lazim digunakan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. "Saya mengawali bisnis ini bisa dibilang modal nekat karena pasarnya belum terbentuk, dan modal untuk operasional pinjam sana sini. Waktu itu saya masih kuliah tingkat tiga," papar perempuan yang memulai bisnis busana Muslimnya sejak umur 22 tahun ini.
Kisah Feny Mustafa membangun label muslim Shafira (bagian 1)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi pengguna dan penggemar busana muslim pasti cukup akrab dengan brand Shafira dan Zoya. Di balik kesuksesan dua brand tersebut, ada tangan ulet seorang Feny Mustafa. Lewat ketekunannya, kerajaan bisnis busana muslim yang dirintis ibu dua anak ini sejak tahun 1989 hingga kini masih terus berkibar. Feny mendirikan usaha bermodal pinjaman. "Pertama kali saya buat Shafira, waktu itu trend busana Muslim tidak seperti sekarang. Dulu orang yang pakai busana Muslim bisa dihitung jari dan busana Muslim tidak lazim digunakan, susah ditemukan," kata Feny kepada KONTAN, Sabtu (31/8). Kala itu, busana Muslim masih belum populer seperti saat ini. Bahkan ada larangan menggunakan busana Muslim di beberapa instansi dan stasiun TV. Dari kondisi itulah timbul keinginan dari dalam diri Feny agar busana Muslim bisa lebih dikenal dan menjadi lazim digunakan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. "Saya mengawali bisnis ini bisa dibilang modal nekat karena pasarnya belum terbentuk, dan modal untuk operasional pinjam sana sini. Waktu itu saya masih kuliah tingkat tiga," papar perempuan yang memulai bisnis busana Muslimnya sejak umur 22 tahun ini.