Kisah Investasi Edward Kusuma, Belajar dari Obligasi hingga Saham



KONTAN.CO.ID -  Berada di lingkungan keluarga yang dekat dengan bisnis, membuat Direktur Utama PT Mitra Pack Tbk (PTMP) Edward Kusuma tak asing dengan dunia investasi.

Edward pertama kali terjun berinvestasi pada tahun 2015. Kala itu, dia baru menyelesaikan studi masternya di University of Southern California (USC), Los Angeles. Instrumen pertama yang dia pilih saat itu adalah obligasi pemerintah, mengikuti saran dari orang tuanya.

“Tahun 2015 saya selesai studi untuk gelar master di Global Supply Chain USC LA dan kembali ke Indonesia. Saat itu juga saya disarankan orang tua untuk mulai berinvestasi di surat berharga negara (SBN),” ujarnya kepada Kontan, Selasa (16/5).

Ia mengatakan, kupon obligasi pemerintah sedang baik, di kisaran 7,5%. Namun, Edward pun mulai belajar dan merambah instrumen investasi lain, terutama saat kupon SBN turun dan sempat menyentuh 5,5%.

Baca Juga: Harga Emas Spot Ditutup Melonjak 1%, di Tengah Kegelisahan Perbankan AS

“Saya jual obligasi milik saya di tahun 2017 dan dananya langsung saya alihkan ke saham. Di saat yang bersamaan, saya juga disarankan oleh relationship manager (RM) bank untuk berinvestasi di insurance investment,” ungkapnya.

Edward berkuliah di USC LA untuk gelar bachelor dan master. Gelar bachelor, atau setara S1 di Indonesia, diraih Edward di industrial engineering (teknik industri). Jurusan itu diambil Edward karena dia merasa kuat di matematika dan sangat tertarik dengan teknik.

“Teknik industri ini gabungan dari teknik dan bisnis. Meskipun belajar teknik, tetapi saya jadi punya pengetahuan di bisnis karena belajar di S1 dan S2, bahkan saya dapat akuntansi saat menempuh master,” tuturnya.

Lulus dari kuliah master, Edward langsung kembali ke Indonesia dan membantu keluarga menjalankan bisnis. Dia tak langsung menjadi pimpinan saat itu. Edward mengaku, ditugaskan untuk menjadi asisten orang tuanya dalam memimpin perusahaan. 

Di masa itulah Edward mengaku banyak belajar perihal bisnis keluarganya dan bagaimana operasi industrinya di lapangan. Edward pun baru menjabat sebagai direktur di tahun 2020.

Baca Juga: Nanshan Grup Akan Bangun Unit Peleburan Aluminium Kapasitas 250.000 Ton di Indonesia

Edward lalu melihat, tidaklah bagus untuk menaruh semua aset ke satu instrumen investasi. Hal itu membuat Edward mulai melakukan diversifikasi di tahun 2017 ke sejumlah instrumen investasi.

Untuk porsi portofolionya dari tahun 2017 hingga saat ini, Edward mengakui tak banyak berubah, yaitu 50% di saham, 15% di insurance investment, 20% di aset tanah dan properti, serta 15% sisanya di instrumen lain, termasuk obligasi.

Editor: Noverius Laoli