KONTAN.CO.ID - RINJANI. Gempa bumi dahsyat yang menimpa Lombok Juli 2018 lalu menjadi duka mendalam bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Tak terkecuali Laely Farida, pemilik Rinjani Garden. Gempa berkekuatan 6,4 skala richter (SR) itu melumpuhkan seluruh aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi. Kenyataan itu pula yang harus dihadapi Laely. Ia menuturkan, pasca bencana gempa Lombok tahun lalu, Rinjani Garden seperti mati suri. Setahun lamanya, penginapan di kaki Gunung Rinjani itu tidak beroperasi karena banyak kerusakan di lingkungan sekitar kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB. "Alhamdulillah di sini tidak rusak parah, tapi tetangga-tetangga sekitar kami yang rusak. Jadi waktu itu kami tetap buka, tapi enggak pakai tarif, saya gratiskan, terutama bagi para relawan," ungkap Laely.
Kisah Laely Farida merintis penginapan di kaki gunung Rinjani (bagian 2)
KONTAN.CO.ID - RINJANI. Gempa bumi dahsyat yang menimpa Lombok Juli 2018 lalu menjadi duka mendalam bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Tak terkecuali Laely Farida, pemilik Rinjani Garden. Gempa berkekuatan 6,4 skala richter (SR) itu melumpuhkan seluruh aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi. Kenyataan itu pula yang harus dihadapi Laely. Ia menuturkan, pasca bencana gempa Lombok tahun lalu, Rinjani Garden seperti mati suri. Setahun lamanya, penginapan di kaki Gunung Rinjani itu tidak beroperasi karena banyak kerusakan di lingkungan sekitar kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB. "Alhamdulillah di sini tidak rusak parah, tapi tetangga-tetangga sekitar kami yang rusak. Jadi waktu itu kami tetap buka, tapi enggak pakai tarif, saya gratiskan, terutama bagi para relawan," ungkap Laely.