JAKARTA. Antusiasme warga Ibu Kota tinggi pada hari pertama operasional bus tingkat wisata, Senin (24/2/2014). Beragam cerita pun hadir, di antaranya, penantian panjang mereka menanti datangnya bus wisata. Ya, hanya lima bus tingkat yang tersedia. Terbatasnya unit bus menyebabkan jarak tempuh (headway) antarbus menjadi lebih lama. Jarak tempuh sekitar 15-30 menit. Akan tetapi, pada siang tadi, sekitar pukul 13.00 WIB, beberapa warga tampak gelisah menanti datangnya bus di Halte City Tour Monas. Salah satunya, Dharmawan Sudaryono (52) bersama istri dan ketiga anaknya. Sebuah kamera telah tergantung di lehernya. Pertanda siap mengabadikan pengalaman pertama naik bus wisata. Tangan dua buah hati digandengnya, bersiap kalau-kalau bus datang. Antusiasme pun berubah menjadi gelisah, saat bus yang dinanti tak kunjung tiba. Sementara, si bungsu yang ada dalam gendongan istri Dharmawan mulai tak nyaman. Sejam berlalu, bus tak juga datang. Satu per satu calon penumpang meninggalkan Halte City Tour Monas. Ada yang menyerah dan akhirnya menggunakan taksi. Ada pula yang beralih ke transjakarta. Namun, Dharmawan dan keluarga, yang berasal dari Bekasi, masih bertahan. Ketika anaknya merengek minta pulang, ia berusaha menenangkan. "Tunggu sebentar ya, Nak. Lima menit lagi busnya datang," kata Dharmawan seraya mengusap rambut anak laki-lakinya. Prediksi Dharmawan meleset. Ia dan keluarganya harus menunggu hingga sejam kemudian. Penantiannya tak sia-sia. Bus wisata akhirnya "nongol" juga. Senyum Dharmawan dan keluarga menyambutnya. "Akhirnya bus-nya datang, Ayah," kata salah satu putra Dharmawan, sambil menarik tangan ayahnya. Mereka bergantian masuk ke dalam bus dan mengambil posisi di lantai atas, barisan paling depan. Rasa lelah yang tampak di raut wajah Dharmawan langsung hilang melihat anak-anaknya gembira naik bus tingkat wisata. Pengalaman lainnya datang dari Andriyanto (51), warga Jalan Kebon Jeruk 15, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Ia bersama istri dan anak perempuannya yang berumur 12 tahun juga menanti datangnya bus wisata di Halte Bundaran Hotel Indonesia. Setelah sejam menunggu, ia pun akhirnya memilih membatalkan keinginan merasakan menaiki bus wisata menuju Masjid Istiqlal. Sebuah taksi dicegatnya. Rasa lelah telah mengalahkannya. Padahal, Andriyanto mengaku, operasional bus tingkat wisata ini sangat baik karena memberikan kemudahan transportasi untuk menjangkau tempat-tempat wisata di Ibu Kota. "Jadi enggak usah bawa mobil lagi, ke mana-mana tinggal naik bus tingkat wisata. Tapi, kalau menunggu (bus) nya selama ini, warga bisa capek," kata Andriyanto. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman meminta warga untuk bersabar karena baru lima unit bus yang beroperasi. Ia mengatakan, akan berupaya agar jarak tempuh antara satu bus dengan bus lainnya 15-30 menit. Para petugas yang berada di dalam bus, seperti sopir, petugas on board, polisi pariwisata, dan tour guide juga memerlukan istirahat. Mereka dibagi menjadi dua shift, yaitu 09.00-14.00 dan 14.00-19.00 WIB. "Kalau anggarannya sudah cair, kita tambah lagi bus tingkatnya tahun ini dengan rute yang berbeda," kata Arie. (Kurnia Sari Aziza) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kisah mereka yang menanti datangnya bus pariwisata
JAKARTA. Antusiasme warga Ibu Kota tinggi pada hari pertama operasional bus tingkat wisata, Senin (24/2/2014). Beragam cerita pun hadir, di antaranya, penantian panjang mereka menanti datangnya bus wisata. Ya, hanya lima bus tingkat yang tersedia. Terbatasnya unit bus menyebabkan jarak tempuh (headway) antarbus menjadi lebih lama. Jarak tempuh sekitar 15-30 menit. Akan tetapi, pada siang tadi, sekitar pukul 13.00 WIB, beberapa warga tampak gelisah menanti datangnya bus di Halte City Tour Monas. Salah satunya, Dharmawan Sudaryono (52) bersama istri dan ketiga anaknya. Sebuah kamera telah tergantung di lehernya. Pertanda siap mengabadikan pengalaman pertama naik bus wisata. Tangan dua buah hati digandengnya, bersiap kalau-kalau bus datang. Antusiasme pun berubah menjadi gelisah, saat bus yang dinanti tak kunjung tiba. Sementara, si bungsu yang ada dalam gendongan istri Dharmawan mulai tak nyaman. Sejam berlalu, bus tak juga datang. Satu per satu calon penumpang meninggalkan Halte City Tour Monas. Ada yang menyerah dan akhirnya menggunakan taksi. Ada pula yang beralih ke transjakarta. Namun, Dharmawan dan keluarga, yang berasal dari Bekasi, masih bertahan. Ketika anaknya merengek minta pulang, ia berusaha menenangkan. "Tunggu sebentar ya, Nak. Lima menit lagi busnya datang," kata Dharmawan seraya mengusap rambut anak laki-lakinya. Prediksi Dharmawan meleset. Ia dan keluarganya harus menunggu hingga sejam kemudian. Penantiannya tak sia-sia. Bus wisata akhirnya "nongol" juga. Senyum Dharmawan dan keluarga menyambutnya. "Akhirnya bus-nya datang, Ayah," kata salah satu putra Dharmawan, sambil menarik tangan ayahnya. Mereka bergantian masuk ke dalam bus dan mengambil posisi di lantai atas, barisan paling depan. Rasa lelah yang tampak di raut wajah Dharmawan langsung hilang melihat anak-anaknya gembira naik bus tingkat wisata. Pengalaman lainnya datang dari Andriyanto (51), warga Jalan Kebon Jeruk 15, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Ia bersama istri dan anak perempuannya yang berumur 12 tahun juga menanti datangnya bus wisata di Halte Bundaran Hotel Indonesia. Setelah sejam menunggu, ia pun akhirnya memilih membatalkan keinginan merasakan menaiki bus wisata menuju Masjid Istiqlal. Sebuah taksi dicegatnya. Rasa lelah telah mengalahkannya. Padahal, Andriyanto mengaku, operasional bus tingkat wisata ini sangat baik karena memberikan kemudahan transportasi untuk menjangkau tempat-tempat wisata di Ibu Kota. "Jadi enggak usah bawa mobil lagi, ke mana-mana tinggal naik bus tingkat wisata. Tapi, kalau menunggu (bus) nya selama ini, warga bisa capek," kata Andriyanto. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman meminta warga untuk bersabar karena baru lima unit bus yang beroperasi. Ia mengatakan, akan berupaya agar jarak tempuh antara satu bus dengan bus lainnya 15-30 menit. Para petugas yang berada di dalam bus, seperti sopir, petugas on board, polisi pariwisata, dan tour guide juga memerlukan istirahat. Mereka dibagi menjadi dua shift, yaitu 09.00-14.00 dan 14.00-19.00 WIB. "Kalau anggarannya sudah cair, kita tambah lagi bus tingkatnya tahun ini dengan rute yang berbeda," kata Arie. (Kurnia Sari Aziza) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News