KONTAN.CO.ID - Pendiri Mustika Ratu dan Yayasan Puteri Indonesia (YPI) Mooryati Soedibyo meninggal dunia pada Rabu (24/4/2024) dini hari. Semasa hidupnya, Mooryati tak hanya dikenal di dunia kecantikan dan pageant semata, tetapi juga dikenal sebagai seorang politikus. Mooryati pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR untuk periode 2004-2009, perwakilan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
Lalu, seperti apa kisah Mooryati Soedibyo mendirikan Mustika Ratu?
Baca Juga: Mooryati Soedibyo Meninggal, Ini Profil Pendiri Mustika Ratu & Mantan Wakil Ketua MPR Awal hidup Mooryati Soedibyo
Mooryati Soedibyo lahir pada 5 Januari 1928. Dirangkum dari buku "
Perempuan Pun Pandai Berbisnis," Mooryati Soedibyo adalah seorang cucu Susuhunan Pakubuwana X dari Keraton Solo. Di keraton, Mooryati diasuh oleh neneknya, Eyang Tranggono, dan tinggal di Ruang Keputren Keraton Kasunanan Surakarta. Mooryati juga dikenal senang merias diri meski saat itu putri-putri keraton hanya berdandan dengan kosmetik tradisional, seperti bedak menggunakan tepung beras, masker dari parutan bengkuang, dan luluran dengan campuran saripati beras, kunyit, daun pandan, dan temugiring. Untuk perawatan rambut, Mooryati mencuci rambutnya dengan bubuk merang yang dibakar, sedangkan
conditionernya dari air asam.
Baca Juga: Sentilan Keras Tulus Abadi Atas Rencana Dana Wisata via Tiket Penerbangan Setiap kali keraton menyelenggarakan pesta, Mooryati tidak hanya sibuk sebagai penari, tapi juga sebagai juru rias. Mungkin, pada masa-masa itulah Mooryati mulai menyelami rahasia jamu-jamuan tradisional sekaligus seni tata rias. Namun, pada 1947 sebuah keputusan besar diambil oleh Mooryati. Dia memilih keluar dari keraton setelah memutuskan hubungan pertunangan dengan putra Susuhunan Pakubuwono XI yang kelak akan menjadi pengganti raja. Mooryati kemudian mendaftar menjadi Relawan Putri Surakarta dan aktif di Palang Merah Indonesia. Lalu, pada 8 April 1956, Mooryati menikah dengan Soedibyo, mantan anggota Tentara Pelajar yang baru menyelesaikan pendidikannya di Amerika Serikat.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Analis yang Bisa Dikoleksi Hal ini membuat Mooryati lebih dikenal sebagai Mooryati Soedibyo hingga sekarang. Setelah menikah, Mooryati tinggal di Medan lantaran Soedibyo menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Provinsi Sumatra Utara dan Aceh. Pada 1968, Mooryati pindah ke Jakarta mengikuti tugas suaminya. Di Jakarta, banyak ibu-ibu yang kagum melihat wajahnya yang cantik, tubuhnya yang singset, kulitnya kuning mulus, dan tampak awet muda meski sudah memiliki lima anak. Mooryati menjelaskan bahwa selama ini hanya rajin minum jamu beras kencur yang dibuatnya sendiri setiap hari. Dari situlah banyak pesanan datang ke Mooryati untuk membuatkan jamu berasa kencur. Pada 1973, Mooryati Soedibyo pun memulai usaha jamunya dengan modal Rp 25.000. Mooryati menumbuk sendiri bahan-bahan jamunya bersama dua orang pembantunya di garasi rumahnya di Menteng, Jakarta. Sementara, demi menjamin mutu, Mooryati membeli bahan baku jamu di Solo. Setiap minggu, Mooryati Soedibyo harus pulang pergi Jakarta-Solo naik bus atau kereta api lantaran modal yang terbatas.
Baca Juga: Bulan Puasa Segera Tiba, Ini Saham-Saham yang Bisa Diserok Lahirnya Mustika Ratu
Pada 1975, Mooryati Soedibyo resmi mendirikan PT Mustika Ratu untuk memayungi usaha pembuatan jamunya. Awalnya, Mustika Ratu hanya memproduksi lima macam jamu saja, yaitu Perawatan Wanita, Perawatan Remaja Puteri, Sedet Saliro (pelangsing tubuh), Sepeten Sari (keputihan), Kesepuhan (menopause), serta beberapa macam kosmetik tradisional seperti Mangir, Bedak Dingin, dan Air Mawar. Kian lama, produksi jamunya semakin banyak sehingga Mooryati membeli mesin pembungkus dan alat produksi dari Taiwan. Pada 1978, karyawannya sudah menjadi 50 orang. Produksinya pun juga mulai didistribusikan ke toko-toko, melalui salon-salon kecantikan yang meminta menjadi agen. Pada awal 1980-an, Mustika Ratu mulai ekspansi mengembangkan jenis-jenis kosmetik tradisional. Produk Mustika Ratu mulai populer di artikel maupun konsultasi kecantikan di majalah, kegiatan periklanan di media cetak, dan elektronik.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Mustika Ratu (MRAT) Usai Pemilu 2024 Usai Bangun pabrik pertama Mustika Ratu
Pada 1981, Mooryati Soedibyo berhasil membangun pabrik jamu moderen yang mampu menyerap tenaga kerja ribuan orang tanpa sepeser pun memakai uang suami maupun pinjaman dari bank. Pada 8 April 1981, pabrik jamu PT Mustika Ratu di Ciracas, Pasar Rebo, Jakarta Timur resmi beroperasi. Peresmian dilakukan oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Soewardjono Soeryaningrat. Dengan 150 karyawan, PT Mustika Ratu adalah pabrik kosmetika terbesar dan terlengkap pertama di Indonesia. Pada 1985, PT Mustika Ratu mulai menggunakan mesin khusus untuk memproduksi minuman segar yakni beras kencur. Peresmian mesin baru tersebut dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto.
Baca Juga: Mustika Ratu (MRAT) Atur Strategi Usai Pemilu 2024, Begini Rekomendasi Sahamnya Dengan berdirinya PT Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo tercatat sebagai pengusaha pertama di Indonesia yang membuat moderenisasi di industri jamu dan kosmetik tradisional.
Setelah berkiprah selama 36 tahun, Mooryati Soedibyo kemudian menyerahkan pucuk pimpinan kepada Putri Kuswisnu Wardani yang merupakan puteri keduanya. Pergantian kepemimpinan Mustika Ratu ini dilakukan secara resmi pada Rabu, 12 Januari 2011. Demikian kisah Mooryati Soedibyo mendirikan Mustika Ratu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News