KONTAN.CO.ID - Sejarah Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni dimulai saat diperkenalkan pertama kali sebagai dasar negara oleh Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI. Sebelumnya, BPUPKI yang dipimpin oleh dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat telah menyelenggarakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dengan agenda sidang membahas tentang dasar negara Indonesia merdeka. Kemudian, pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia, yang vdinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.
Namun, sebelum itu, pemikiran mengenai dasar negara sudah digali oleh Bung Karno saat berada di rumah pengasingan di Ende.
Baca Juga: Link Twibbon Hari Lahir Pancasila 2023 dan Cara Mudah Membagikannya Rumah pengasingan Bung Karno di Ende
Dirangkum dari laman
Cagar Budaya Kemdikbud, pengasingan Bung Karno diawali dengan pertemuan politik di rumah Muhammad Husni Thamrin di Jakarta, pada tanggal 1 Agustus 1933. Bung Karno ditangkap oleh seorang Komisaris Polisi ketika ke luar dari rumah Muhammad Husni Thamrin dan kemudian dipenjarakan selama delapan bulan tanpa proses pengadilan.
Baca Juga: Harga Promo Superindo Hari Lahir Pancasila, Diskonan 1 Juni 2023! Pada 28 Desember 1933, Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge, mengeluarkan surat keputusan pengasingan Bung Karno yang saat itu berusia 32 tahun ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Bung Karno diasingkan atau dibuang ke Ende karena kegiatan politiknya membahayakan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Bung Karno dan keluarganya bertolak dari Surabaya menuju Flores dengan kapal barang KM van Riebeeck. Setelah berlayar selama delapan hari, mereka tiba di Pelabuhan Ende dan langsung melaporkan kedatangannya ke kantor polisi. Mereka lalu dibawa ke rumah pengasingan yang terletak di Kampung Ambugaga, Kelurahan Kotaraja.
Baca Juga: Penumpang Kereta Api Jarak Jauh Naik 22% Jelang Long Weekend Di rumah pengasingan inilah Bung Karno berserta istrinya, Inggit Garnasih; mertuanya, Ibu Amsi; dan kedua anak angkatnya, Ratna Juami dan Kartika menghabiskan waktu mereka selama empat tahun. Bung Karno dan keluarganya menempati rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru. Selama di Ende dari tahun 1934-1938 salah satu hal yang paling penting adalah ketika Bung Karno di tengah keterasingannya di bawah pohon sukun. Pohon tersebut salah satu tempat beliau menggali pemikiran tentang dasar negara yang kemudian dirumuskan oleh Panitia Sembilan menjadi Pancasila pada tahun 1945.
Baca Juga: Mengenal Wujud Nilai-Nilai Pancasila di Kehidupan Sehari-Hari Rumah pengasingan Bung Karno dijadikan museum
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1951, Bung Karno yang saat itu sudah menjadi Presiden Republik Indonesia mengunjungi Ende untuk pertama kalinya. Beliau bertemu Haji Abdullah Ambuwaru dan menyatakan keinginannya agar rumah tersebut dijadikan museum.
Baca Juga: Mengenal Wujud Nilai-Nilai Pancasila di Kehidupan Sehari-Hari Pada kesempatan kunjungan kedua tahun 1954, Ir. Soekarno meresmikan rumah itu sebagai “Rumah Museum” pada tanggal 16 Mei 1954. Demikian penjelasan mengenai rumah pengasingan Bung Karno di Ende yang menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News