Kisah petani olahan karet bertahan di tengah pandemi corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pertanian terhempas pandemi virus corona. Salah satunya komoditas karet . Harga bahan olah karet (Bokar) terus mengalami penurunan.

Sebelum penyebaran Covid-19 melanda harga bokar di tingkat petani yang ditentukan oleh kandungan Kadar Kering Karet (K3) 50% berkisar antara Rp 8.000-Rp 8.500 per kilogram. Kini harga bokar di tingkat petani yang umumnya bergabung dalam kelembagaan Unit Pengolahan & Pemasaran Bokar (UPPB) hanya berkisar antara Rp 5000-Rp 5.500 per kilogram. 

Bokar yang dihasilkan petani karet non UPPB yang K3 di bawah 50% bisa lebih rendah lagi. Harga bokar dengan K3 di atas  60% saat ini berada pada harga Rp. 10.500.

Turunnya harga bokar disebabkan, pabrik crumb rubber membatasi pembelian bokar. Pasalnya. penjualan bokar ke luar negeri mengalami penurunan sehingga gudang-gudang pada umumnya telah penuh dengan stok bokar yang mengendap dan belum bisa dijual.

Kondisi penurunan harga ini jelas memukul para petani karet. Namun petani karet tetap berusaha tegar menghadapi ujian di kala penyebaran corona saat ini. “Di tengah kondisi yang menghimpit petani ini, UPPB masih tetap bergerak untuk mengembangkan bokar petani, masih tetap eksis dan konsiten membeli bokar petani,” kata Kasdi Subagyono Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dalam keterangan resmi, Jumat (8/5).

Editor: Lamgiat Siringoringo