Kisah Rizal Pembatik Asal Pekalongan Sukses Tembus Pasar Macanegara



KONTAN.CO.ID - Rizal, seorang pembatik asal Pekalongan, Jawa Tengah, berhasil meraih kesuksesan melalui usaha batiknya, El Java, yang kini mampu menembus pasar luar negeri. Keberhasilan ini tak lepas dari keterampilan dan ketekunan yang ia bangun sejak awal menekuni dunia batik pada tahun 2015.

"Awalnya, saya ikut pelatihan batik di yayasan Panti Asuhan. Dari situ, saya mulai tertarik dan mendalami proses pembuatan batik secara tradisional," ujar Rizal saat ditemui KONTAN di Rumah Batik TBIG Pekalongan, Kamis (17/10).

Pada tahun 2016, Rizal memulai produksi batik secara mandiri. Berkat keikutsertaannya dalam pameran dan pendampingan dari Rumah Batik TBIG, pesanan kain batiknya semakin meningkat secara signifikan. 


Baca Juga: Kisah Pengusaha Batik Tembus Pasar Global Lewat E-commerce

Dia memanfaatkan jaringan pemasaran tradisional dengan menawarkan produknya ke beberapa toko batik di Pekalongan.

Selain itu, Rizal terus meningkatkan keterampilan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Sejak 2020, ia mulai memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk memperluas jangkauan pemasarannya.

 Langkah ini terbukti berhasil, bahkan di tengah pandemi Covid-19. Sebagian besar omzetnya kini berasal dari penjualan online, dengan permintaan dari luar negeri, seperti Thailand, India, Jepang, dan Singapura.

Salah satu pelanggan dari Thailand bahkan telah melakukan pesanan berulang selama dua tahun terakhir. "Salah satu dampaknya, saya bisa jual ke luar negeri, dan sampai sekarang masih ada pelanggan tetap dari Thailand," ujarnya.

Baca Juga: Koperasi Digital KODI Berencana Rambah Pasar Asia

Namun, Rizal mengakui bahwa ia belum mampu menerima pesanan dalam jumlah besar karena proses pembuatan yang memakan waktu, serta untuk menjaga keunikan produknya. "Ada motif tertentu yang memerlukan waktu lebih lama, dan saya ingin menjaga eksklusivitas produk saya," tambahnya.

Kini, usaha batik Rizal telah mempekerjakan sekitar 50 karyawan yang sebagian besar berasal dari lingkungan sekitar. Ia juga memiliki tempat produksi dan galeri batik sendiri di rumahnya. Rizal menyebutkan bahwa saat ini ia mampu meraih omzet hingga Rp 30 juta per bulan.

Meski demikian, tantangan terbesar yang dihadapi dalam usaha batik adalah kesabaran dan ketekunan. Proses produksi yang panjang dan sistem pembayaran yang berbeda-beda dari setiap toko menuntutnya untuk cermat dalam mengelola keuangan. 

Baca Juga: Kisah Hidup Kolonel Sanders, Pendiri KFC yang Sukses di Usia Senja

"Beberapa toko memiliki sistem pembayaran yang dilakukan sebulan kemudian, jadi saya harus menunggu," ujarnya.

Rizal optimis bahwa usaha batiknya akan terus berkembang, terutama di pasar internasional yang masih memiliki banyak peluang. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak takut mengambil langkah berani dan terus berkarya demi mencapai kesuksesan.

Selanjutnya: KSSK: Nilai Tukar Rupiah Menguat 2,08% pada Kuartal III 2024

Menarik Dibaca: Pratama Arhan Tak Masuk Line Up Suwon FC kala Menghadapi Pohang Steeler

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli