KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kisi Asset Management (Kisi AM) meluncurkan produk reksadana perdana KISI IDX Value 30 ETF, yang menggunakan indeks IDX Value 30 sebagai acuan. Perusahaan manajer investasi (MI) yang berinduk pada Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) ini, menjadi MI perdana yang menggunakan indeks value 30 sebagai indeks acuan reksadana
exchange traded fund (ETF). Direktur Utama Kisi AM, Mustofa mengungkapkan alasan ia menggunakan IDX Value 30 sebagai indeks acuan karena belum ada produk reksadana ETF yang menggunakan IDX Value 30 sebagai indeks acuan.
"Memang strategi kami agar reksadana ETF perdana ini berbeda dengan reksadana ETF yang banyak menggunakan IDX 30 dan LQ45," kata Mustofa, Selasa (12/11).
Baca Juga: Wow, jumlah investor baru di pasar modal sudah tumbuh 8 kali lipat dari target awal Selain itu, Mustofa menilai kriteria saham yang masuk ke IDX Value 30 optimal. IDX Value 30 baru terbentuk pada Agustus silam. Indeks tersebut terdiri atas 30 saham yang dipilih dari indeks IDX80 dengan valuasi harga terendah berdasarkan
price to earnings ratio (P/E) dan
price to book ratio (P/B). Tak ketinggalan emiten yang masuk juga memiliki likuiditas transaksi tinggi serta kinerja yang baik. Sejak IDX Value 30 meluncur hingga Senin (11/11), kinerja indeks ini tumbuh 0,43% mengungguli kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang turun 0,16% di periode yang sama. Sementara, kinerja indeks LQ45 juga turun 0,70% dan kinerja IDX 30 turun 0,11%. Susanto Chandra,
Chief Investment Officer Kisi AM memproyeksikan IHSG berpotensi tumbuh 12% di 2020, dengan begitu diharapkan reksadana KISI IDX Value 30 ETF bisa berkinerja lebih baik di 12%-15%, setahun ke depan jika ekonomi Indonesia membaik. Reksadana KISI IDX Value 30 ETF telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Oktober 2019. Kisi AM menggandeng Mandiri Sekuritas sebagai diler partisipan dan Bank Central Asia sebagai bank kustodian.
Baca Juga: ETF saham tembus Rp 10 triliun, IndoPremier Sekuritas 96% pasar diler partisipan Di awal penawaran, jumlah dana kelolaan reksadana ini sekitar Rp 15 miliar. Mustofa menargetkan dana kelolaan reksadana ini di akhir 2020 mencapai Rp 250 miliar.
Sebagai manajer investasi yang baru berdiri sejak 27 Maret 2019, di sisa tahun ini, Kisi AM akan gencar meluncurkan produk reksadana baru berjenis saham, pendapatan tetap dan pasar uang. Mustofa menargetkan di 2020 dana kelolaan bisa mencapai Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun. Pada masa awal operasi, Kisi AM mendapat dukungan dari Korea Investment Securities (KIS), Korea Investment Management (KIM) dan Korea Investment Value Asset Management (KIVAM) yang mengelola reksadana dengan total dana kelolaan setara lebih dari Rp 650 triliun di Korea Selatan. Dukungan tersebut dibuktikan dengan komitmen dari perusahaan induk untuk menempatkan dana Rp 1,2 triliun sampai dengan pertengahan tahun depan. Mustofa mengatakan tidak menutup kemungkinan produk yang diluncurkan Kisi AM akan juga ditawarkan pada investor regional termasuk di Korea Selatan. Namun, sebagai langkah awal Mustofa fokus pada penjualan di dalam negeri sambil mengumpulkan dana kelolaan. "Rencananya ke depan porsi 70%-80% AUM kami juga bisa berasal dari nasabah dari Korea Selatan," kata Mustofa. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati