Kisruh Novak Djokovic dan Australia Kian Panas, Sidang Kasus Digelar Senin (10/1)



KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, sudah empat hari dalam penahanan imigrasi pemerintah Australia. Di saat yang sama, pihak berwenang Australia sedang menyelesaikan pembelaan hukum yang menjelaskan keputusan untuk membatalkan visa Djokovic atas pertanyaan tentang pengecualian vaksin Covid-19-nya.

Djokovic yang sebelumnya datang untuk mengincar kemenangan Grand Slam ke-21 di Australia Terbuka akhir bulan ini, malah berada di hotel yang digunakan untuk menampung pencari suaka. Sebelumnya, petenis asal Serbia ini menantang keputusan Australia yang membatalkan visanya setelah dihentikan setibanya di Bandara Melbourne pada Kamis (6/1) pagi.

Sebelumnya, Djokovic menolak mengungkapkan status vaksinasinya atau alasan guna mencari pengecualian medis untuk menghindari aturan wajib vaksin Australia.


Namun, dia akhirnya memecah kebisuannya pada hari Sabtu dengan mengajukan tantangan hukum dengan mengatakan dirinya diberikan pengecualian karena tertular dan sudah pulih dari virus corona pada bulan Desember lalu.

Baca Juga: Jelang Australia Terbuka, petenis yang tidak divaksin dikabarkan bisa bertanding

Namun, pemerintah Australia mengatakan, Departemen Kesehatan sudah memberi tahu badan penyelenggara Australian Open pada November lalu, bahwa infeksi Covid-19 baru-baru ini tidak selalu menjadi alasan pengecualian untuk masuk ke negara itu, seperti di tempat lain.

Gugatan Djokovic mengatakan, Departemen Dalam Negeri menulis kepadanya pada bulan ini untuk mengatakan bahwa dia telah memenuhi persyaratan untuk memasuki negara itu.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt, saat ditanya tentang kehebohan Djokovic pada konferensi media pada hari Minggu, menolak berkomentar sebelum pengadilan.

Tetapi Hunt menegaskan, bahwa beberapa orang lain yang terlibat dalam turnamen itu, visanya dicabut karena masalah yang sama.

Seperti, petenis asal Ceko, Renata Voracova, yang ditahan di hotel yang sama dengan Djokovic dan visanya dicabut setelah masalah pembebasan vaksinnya. Dia pun meninggalkan Australia tanpa mempertanyakan statusnya, kata Kementerian Luar Negeri Ceko.

Masalah Djokovic ini dijadwalkan akan dibawa ke sidang pada Senin (10/1).

Situasi Djokovic itu telah menarik kerumunan yang tidak terduga ke hotel Melbourne yang, hingga bulan ini, paling terkenal di Australia usai laporan media tentang penghuni pencari suaka yang mengklaim bahwa mereka disajikan makanan yang mengandung belatung.

Para pengunjuk rasa anti-vaksin, pendukung pengungsi, dan penggemar Djokovic telah berkumpul di luar gedung sederhana, yang dijaga polisi.

Baca Juga: Covid-19 Melonjak, Serie A Kurangi Kapasitas Maksimum Stadion Jadi 5.000 Penonton

"Penahanan Djokovic tidak ada hubungannya dengan aturan; itu semua berkaitan dengan oportunisme politik," kata Ian Rintoul, juru bicara Koalisi Aksi Pengungsi, dalam sebuah pernyataan, menjelang protes yang direncanakan pada hari Minggu.

"Secara tidak sengaja, penahanan Djokovic oleh pemerintah di hotel Park telah menempatkan fokus tepat pada penyalahgunaan sistematis hak-hak pengungsi dalam sistem penahanan Australia," lanjut Rintoul.

Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic mengatakan, pemain tersebut telah diberikan makanan bebas gluten, alat untuk berolahraga dan kartu SIM untuk tetap berhubungan dengan dunia luar.

"Itu nada positif dari pihak Australia. Pemerintah Serbia siap memberikan semua jaminan yang diperlukan agar Novak diizinkan masuk ke Australia, presiden Serbia juga terlibat," kata Brnabic.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari