BANDA ACEH. prospek pasar kertas kraft nasional diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan kertas sack kraft dari industri semen dan pembangunan infrastruktur. Sampai dengan tahun 2016, pertumbuhan permintaan kertas kraft nasional bisa mencapai 4,6% per tahun. Hidupnya KKA bakal mengurangi impor kertas kraft secara nasional."Dengan tidak beroperasinya PT KKA maka produksi kertas kraft nasional menurun signifikan sehingga kebutuhan kertas kraft nasional sangat tergantung pada pasokan impor," ujar Direktur Utama KKA, Abdul Azis Pasza, Rabu (16/3).Menurut Azis, pangsa pasar KKA sebelum mati suri cukup besar di industri kertas kraft. Bahkan KKA mampu mencapai produksi kertas kraft tertinggi sebesar 114.000 ton. Padahal, kebutuhan industri kertas kraft nasional pada saat itu sekitar 100.000 ton. Namun, sejak tahun 2007, produksi kertas kraft KKA terhenti. Pada 2007, KKA hanya mampu memproduksi 22.000 ton kertas kraft karena kekurangan bahan baku kertas dan gas.KKA merencanakan akan mulai beroperasi normal pada 2012. Di tahun itu, KKA menargetkan akan memproduksi kertas kraft mencapai 100.000 ton, sementara kebutuhan kertas kraft pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 120.700 ribu ton. "Kapasitas terpasang kita [KKA] mencapai 135.000 ton. Tapi nanti kita akan jual sebanyak 100.000 an dulu," kata Abdul.Untuk konsumennya, Abdul menjelaskan tidak perlu khawatir. Pasalnya PT Semen Gresik sudah siap mengangkut hasil produk jadi KKA. Menurut dia, Semen Gresik siap untuk membeli sebesar 65.000 ton kertas yang diproduksi oleh KKA. Dus, sekitar 65% dari seluruh produksi KKA bakalan diambil oleh BUMN Semen itu. "Semen Gresik dari dulu adalah salah satu pelanggan terbesar kita," kata Abdul.Untuk bahan bakunya, kata Abdul, KKA masih harus melakukan impor kayu. Untuk memproduksi 100.000 ton kertas kraft, KKA membutuhkan bahan baku tanaman pinus sekitar 200.000 meter kubik per tahun. Namun, PT Tusam Hutani Lestari yang menjadi penyedia bahan baku KKA hanya mampu mencari setengahnya dari dalam negeri. "Kita baru bisa memenuhi sekitar 50% dari total kebutuhan bahan baku. Sisanya adalah impor atau dengan menggunakan kertas bekas," tutur Abdul.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KKA targetkan produksi 100.000 ton kertas kraft pada 2012
BANDA ACEH. prospek pasar kertas kraft nasional diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan kertas sack kraft dari industri semen dan pembangunan infrastruktur. Sampai dengan tahun 2016, pertumbuhan permintaan kertas kraft nasional bisa mencapai 4,6% per tahun. Hidupnya KKA bakal mengurangi impor kertas kraft secara nasional."Dengan tidak beroperasinya PT KKA maka produksi kertas kraft nasional menurun signifikan sehingga kebutuhan kertas kraft nasional sangat tergantung pada pasokan impor," ujar Direktur Utama KKA, Abdul Azis Pasza, Rabu (16/3).Menurut Azis, pangsa pasar KKA sebelum mati suri cukup besar di industri kertas kraft. Bahkan KKA mampu mencapai produksi kertas kraft tertinggi sebesar 114.000 ton. Padahal, kebutuhan industri kertas kraft nasional pada saat itu sekitar 100.000 ton. Namun, sejak tahun 2007, produksi kertas kraft KKA terhenti. Pada 2007, KKA hanya mampu memproduksi 22.000 ton kertas kraft karena kekurangan bahan baku kertas dan gas.KKA merencanakan akan mulai beroperasi normal pada 2012. Di tahun itu, KKA menargetkan akan memproduksi kertas kraft mencapai 100.000 ton, sementara kebutuhan kertas kraft pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 120.700 ribu ton. "Kapasitas terpasang kita [KKA] mencapai 135.000 ton. Tapi nanti kita akan jual sebanyak 100.000 an dulu," kata Abdul.Untuk konsumennya, Abdul menjelaskan tidak perlu khawatir. Pasalnya PT Semen Gresik sudah siap mengangkut hasil produk jadi KKA. Menurut dia, Semen Gresik siap untuk membeli sebesar 65.000 ton kertas yang diproduksi oleh KKA. Dus, sekitar 65% dari seluruh produksi KKA bakalan diambil oleh BUMN Semen itu. "Semen Gresik dari dulu adalah salah satu pelanggan terbesar kita," kata Abdul.Untuk bahan bakunya, kata Abdul, KKA masih harus melakukan impor kayu. Untuk memproduksi 100.000 ton kertas kraft, KKA membutuhkan bahan baku tanaman pinus sekitar 200.000 meter kubik per tahun. Namun, PT Tusam Hutani Lestari yang menjadi penyedia bahan baku KKA hanya mampu mencari setengahnya dari dalam negeri. "Kita baru bisa memenuhi sekitar 50% dari total kebutuhan bahan baku. Sisanya adalah impor atau dengan menggunakan kertas bekas," tutur Abdul.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News