KKGI gencar membuka blok baru



JAKARTA. Pembukaan blok produksi yang baru mempertebal pundi uang PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI). Laba bersih emiten tambang batubara itu sepanjang semester satu adalah Rp 214,40 miliar, meroket 208,1% dibandingkan paruh pertama 2010.

Peningkatan itu seiring dengan penjualan bersih yang naik dua kali lipat menjadi Perusahaan tambang batubara ini mendulang penjualan bersih Rp 981,09 miliar. Volume produksi dan penjualan KKGI juga naik berlipat ganda, masing-masing menjadi 2,06 juta ton dan 2,04 juta ton.

Konsesi tambang batubara yang dimiliki KKGI sejatinya hanya satu. Izin itu membentang dari Samarinda sampai Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Dari tujuh blok yang berada di konsesi tersebut, baru empat blok yang sudah berproduksi secara komersial.


Konsesi seluas 24.224.776,7 hektare (ha) tersebut, diestimasi mampu memproduksi batubara hingga 73 juta ton per tahun. Batubara yang dihasilkan di lahan KKGI termasuk batubara kalori medium.

Melalui anak perusahaannya yang bernama PT Insani Bara Perkasa, KKGI rajin membuka blok dan sub-blok baru. Tahun lalu, KKGI membuka unit pertambangan di Tegal Anyar dan Tanjung Barokah. Kedua wilayah itu merupakan sub-blok dari blok produksi Loa Janan.

Emiten itu melanjutkan pembukaan sub-blok Loa Janan, yaitu Tani Aman serta blok baru Bayur di kuartal pertama tahun ini. Terakhir yang dibuka KKGI, April lalu, adalah Handil Bakti, yang juga sub-blok Loa Janan.

KKGI, Juli lalu, memulai kegiatan eksplorasi di Tanjung Barokah dan Tani Aman dengan biaya US$ 1,15 juta. Konsesi tambang batubara yang dimiliki KKGI membentang dari Samarinda sampai Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Konsesi ini terdiri dari tujuh blok produksi, di mana baru empat di antaranya yang sudah mulai berproduksi secara komersial.

Konsesi seluas 24.224.776,7 hektar (ha) ini mengandung cadangan batubara 73 juta ton per tahun dengan nilai kalori medium, sebesar 5.300 kalori per gram (adb).

"Blok yang baru dibuka kontribusinya masih kecil," kata Eric Tirtana, Investor Relation KKGI, Selasa (2/8).

Blok Loa Janan masih menjadi andalan KKGI dalam mengejar produksi. Blok itu menghasilkan hingga 90% dari total penjualan KKGI.

Tahun ini, KKGI belum berencana menambah konsesi. "Konsesi yang kami kantongi sudah memadai untuk mencapai pertumbuhan di tahun-tahun mendatang," kata Eric. KKIG hanya menargetkan pembukaan satu blok baru lagi sebelum akhir 2011.

Itu sebabnya, KKGI hanya menganggarkan belanja modal atau capital expenditure Rp 42 miliar untuk kebutuhan internal, seperti pembelian alat berat. "Sampai saat ini belum ada kebutuhan pendanaan eksternal," kata Eric.

Pasar ekspor

Meski kinerja semester satu melebihi ekspektasi, KKGI belum merevisi target akhir tahunnya, yaitu volume produksi 3,55 juta ton dan volume penjualan 3,5 juta ton. Ini berarti, perusahaan berharap volume produksi dan penjualan naik sekitar separuh dari realisasi tahun lalu.

Target laba bersih yang ditetapkan KKGI tahun ini cukup tinggi, Rp 413 miliar. Target ini bisa dibilang agresif, mengingat laba bersih tahun lalu hanya Rp 166,03 miliar.

Penyebab kenaikan laba KKGI tidak cuma pertumbuhan volume produksi, tetapi juga kenaikan harga jual atau average selling price (ASP) batubara. ASP di kuartal satu US$ 50,3 per ton, sedang di kuartal kedua naik menjadi US$ 58,5 per ton. "Kenaikan harga dipicu peningkatan permintaan," kata Eric.

Dia memprediksi ASP untuk kuartal ketiga naik ke kisaran US$ 61-US$ 63 per ton. Ini merupakan harga yang sudah dikontrak oleh perusahaan.

Sebanyak 90% produksi KKGI ditujukan ke pasar luar negeri. Negara pembeli terbesar bagi KKGI adalah China dan India. Di kedua negara itu, batubara kalori medium dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit uap.

Setelah menggarap batubara, KKGI berniat memproduksi gas metana melalui anak perusahaannya yang bernama PT Resource Alam Energi. Sekarang produksi gas metana KKGI masih dalam tahap pengembangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie