KKGI rambah bisnis listrik mini hidro



JAKARTA. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) tidak setengah-setengah dalam menggarap lini bisnis baru di bidang pembangkit listrik. Ini dibuktikan KKGI dengan mengakuisisi PT Khatulistiwa Hidro Energi (KHE), yakni perusahaan yang mempunyai bisnis pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) berkapasitas 6,4 MW di Cicatih, Sukabumi, Jawa Barat.

Untuk memuluskan progres pembangunan PLTMH, baru-baru ini KKGI memberikan corporate guarantee kepada cucu usahanya PT Bias Petrasia Persada guna mendukung kegiatan bisnis utamanya.

Agoes Seogiarto, Direktur Keuangan sekaligus Investor Relation KKGI menjelaskan, total investasi yang mereka gelontorkan untuk proyek PLTMH tersebut sebesar US$ 14,2 juta yang terdiri dari gabungan pekerjaan sipil dan pembelian mesin turbin.


PLN  memberikan waktu penyelesaian proyek selama dua tahun terhitung sejak tahun ini sesuai dengan perjanjian jual beli listrik. Artinya pengerjaan proyek diharapkan paling lama diselesaikan pada 2018 mendatang.

"Rencana pinjaman sebesar € 2,13 juta untuk membeli mesin turbin guna mendukung proyek PLTMH di Citatih," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (15/9).

Meskipun demikian, hingga kini manajemen KKGI belum bisa memberikan proyeksi berapa besar kontribusi bisnis baru ini, terhadap total pendapatan mereka. Hanya saja, penghasilan setrum mini hidro ini akan masuk dalam kantong pendapatan KKGI non bisnis Batubara.

Sebagai gambaran, selama ini KKGI memiliki cuma mengandalkan bisnis Batubara. Dalam laporan keuangan perusahaan ini per Juni 2016, penghasilan non batubara hanya US$ 173.324, atau 0,36% dari total pendapatan yang sebesar US$ 48,5 juta. Sedangkan pendapatan batubara mencapai 99,6%.

Karena mengandalkan batubara yang sedang lesu permintaannya, tak pelak pendapatan pada semester I-2016 turun 10,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni US$ 54,19 juta.

Kendati pendapatan turun, margin laba, KKGI mengalami perbaikan yakni US$ 4,56 juta atau naik 39,74% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya tercatat US$ 3,27 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini