JAKARTA. Protes yang dilakukan pelaku usaha surimi atas kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menghentikan pemakaian alat pukat cantrang membuka peluang untuk impor bahan baku pabrik surimi. KKP memilih impor bahan baku ketimbang harus merevisi Peraturan Menteri KP No.2/2015. Peraturan tersebut tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela dan PermenKP No.71/2016 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Nilanto Perbowo mengatakan, bahan baku yang dibutuhkan pabrik surimi adalah ikan yang ada di dasar laut dan umumnya daging yang dicari adalah daging putih. Biasanya ikan ini merupakan hasil tangkap sampingan sehingga dijual dengan harga murah. Karena itu kebutuhan bahan baku untuk pabrik surimi bisa didatangkan dari pasar ekspor. "Kami akan membukan opsi impor bahan baku dan saat ini kami sedang menjajaki beberapa negara yang mungkin jadi tujuan impor," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (7/2).
KKP buka peluang impor bahan baku pabrik surimi
JAKARTA. Protes yang dilakukan pelaku usaha surimi atas kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menghentikan pemakaian alat pukat cantrang membuka peluang untuk impor bahan baku pabrik surimi. KKP memilih impor bahan baku ketimbang harus merevisi Peraturan Menteri KP No.2/2015. Peraturan tersebut tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela dan PermenKP No.71/2016 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Nilanto Perbowo mengatakan, bahan baku yang dibutuhkan pabrik surimi adalah ikan yang ada di dasar laut dan umumnya daging yang dicari adalah daging putih. Biasanya ikan ini merupakan hasil tangkap sampingan sehingga dijual dengan harga murah. Karena itu kebutuhan bahan baku untuk pabrik surimi bisa didatangkan dari pasar ekspor. "Kami akan membukan opsi impor bahan baku dan saat ini kami sedang menjajaki beberapa negara yang mungkin jadi tujuan impor," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (7/2).