KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Metode tanam mina padi yang dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan diharapkan dapat mendorong suplai pangan nasional. Kini dengan kerja sama antara KKP dengan Organisasi Pangan dan Agrikultur (FAO), sejumlah daerah di Indonesia menjadi rujukan model pengembangan mina padi (pertanian dan budidaya ikan) untuk level Asia Pasifik. Percontohan mina padi kerja sama antara KKP dan FAO di Kabupaten Sukoharjo dilakukan pada lahan seluas 18 Ha dan menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Hasil panen menunjukkan produktivitas padi naik dari rata-rata 7 ton/ha/musim tanam menjadi 9-10 ton/ha/musim tanam. Ini belum dengan tambahan pendapatan dari ikan 1 – 2 ton/ha/musim tanam. Dalam percontohan ini juga digunakan pakan mandiri sehingga menghemat biaya produksi. Di sisi lain, sistem mina padi juga terbukti mampu meminimalkan resiko serangan hama, pengurangan penggunaan pupuk serta tidak menggunakan pestisida yang menghasilkan padi organic. Kotoran dari ikan juga menyuburkan padi, sehingga ada hubungan mutualisme. Beberapa spesies mina padi selain nila juga dapat dikembangkan gurame, lele, udang galah serta ikan hias seperti koi. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto menyatakan, keberhasilan mina padi diberbagai daerah khususnya di Kabupaten Sukoharjo akan mendorong percepatan pengembangan mina padi secara nasional. Menurutnya, mina padi telah terbukti mampu memberikan efek ganda baik dalam upaya mendongkrak ketahanan pangan nasional maupun dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. "Potensi lahan persawahan di Indonesia itu mencapai 8,1 juta hektare, dari luasan tersebut sekitar 4,9 juta hektare efektif untuk pengembangan mina padi. Ini sebuah keunggulan komparatif yang luar biasa besar, jika kita optimalkan," kata Slamet dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (14/9). Adapun FAO mulai mendorong negara negara untuk menerapkan konsep Ecosystem Approach for Aquaculture (EAA), di mana salah satu poinnya bagaimana mengintegrasikan akukuktur dengan sektor lainnya untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas. Oleh karenanya, mina padi adalah pilihan tepat untuk mewujudkan suplai pangan berkelanjutan dan ini salah satu yang melatarbelakangi FAO melirik Indonesia sebagai acuan model. Miao Weimin selaku Aquaculture Officer dari FAO Regional Asia Pasific mengungkapkan keberhasilan Indonesia dalam proyek mina padi ini diharapkan menjadi contoh bagi Negara lain untuk mendukung FAO dalam menyediakan sumber pangan bagi masyarakat global.
Berdasarkan data yang dirilis KKP, tingkat konsumsi ikan per kapita Provinsi Jawa Tengah sebesar 28,81 kg per kapita per tahun, angka ini jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 47,7 kg per kapita per tahun. Keberhasilan pengembangan mina padi seperti di Kabupaten Sukoharjo, diharapkan akan direplikasi/ dicontoh di daerah lain dan secara langsung dapat mendongkrak tingkat konsumsi ikan masyarakat. Sebagai gambaran, melalui dukungan KKP, hingga tahun 2017, total lahan mina padi produktif mencapai 128.000 hektare tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DIY, Sumatera Barat, Sulawesi Utara dan daerah lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto