KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merealisasikan panen hasil Inovasi Teknologi Adaptif Perikanan Mina Padi Air Payau (Intan-AP) padi udang windu (Pandu) di lahan idle (menganggur) di Dusun Uring, Desa Lawallu, Kecamatan Soppengriaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Minggu, 5 Mei 2019 Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja mengatakan, teknologi ini menarik dan merupakan teknologi baru yang mencoba menggabungkan udang windu yang biasanya hidup di wilayah laut dengan padi yang biasanya hidup di air tawar. "Ternyata dengan teknologi mereka bisa didekatkan. Padi dengan varietas khusus yang mampu bertahan dengan air payau sampai 10ppt. Kemudian udang windu yang tadinya 45ppt bisa diturunkan menjadi 10ppt. Setelah panen pertama berhasil, panen kedua ini luar biasa, berhasil juga. Jadi kita lihat teknologi ini sudah mapan untuk bisa dikembangkan di masyarakat secara luas,” ujar Sjarief seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (6/5).
KKP dan Kemtan sukses panen udang windu yang terintegrasi dengan padi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merealisasikan panen hasil Inovasi Teknologi Adaptif Perikanan Mina Padi Air Payau (Intan-AP) padi udang windu (Pandu) di lahan idle (menganggur) di Dusun Uring, Desa Lawallu, Kecamatan Soppengriaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Minggu, 5 Mei 2019 Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja mengatakan, teknologi ini menarik dan merupakan teknologi baru yang mencoba menggabungkan udang windu yang biasanya hidup di wilayah laut dengan padi yang biasanya hidup di air tawar. "Ternyata dengan teknologi mereka bisa didekatkan. Padi dengan varietas khusus yang mampu bertahan dengan air payau sampai 10ppt. Kemudian udang windu yang tadinya 45ppt bisa diturunkan menjadi 10ppt. Setelah panen pertama berhasil, panen kedua ini luar biasa, berhasil juga. Jadi kita lihat teknologi ini sudah mapan untuk bisa dikembangkan di masyarakat secara luas,” ujar Sjarief seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (6/5).