KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong peningkatan produktivitas budidaya rumput laut di Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama di Kabupaten Sabu Raijua yang dikenal sebagai salah satu produsen terbesar komoditas tersebut di provinsi ini. Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, mengungkapkan bahwa Sabu Raijua memiliki potensi luar biasa dalam budidaya rumput laut. "Kabupaten ini dianugerahi laut yang sehat dan kondisi iklim yang mendukung, dengan curah hujan rendah yang ideal untuk budidaya rumput laut," ujarnya dalam siaran pers, Senin (19/8).
Baca Juga: KKP Klaim Rp 3,1 Triliun Kerugian Negara Selamat dari Illegal Fishing Data Dinas Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa dari 2.300 hektare lahan potensial di Sabu Raijua, sekitar 311 hektare atau 13,16% telah dimanfaatkan. Sebagai bagian dari upaya pengembangan, KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) berfokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas bibit rumput laut. Salah satu strategi yang diterapkan adalah penyediaan bibit rumput laut kultur jaringan (kuljar) jenis Eucheuma cottonii yang didistribusikan kepada para pembudidaya di Sabu Raijua. Bantuan bibit ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mempertahankan posisi NTT sebagai salah satu penghasil rumput laut terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Tak Lagi Tenggelamkan Kapal Ilegal di Laut, KKP: Banyak Mudaratnya Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok, Wawan C. Ashuri, menjelaskan bahwa bibit rumput laut kuljar memiliki keunggulan dibandingkan bibit konvensional, seperti pertumbuhan yang lebih cepat dan kandungan karagenan yang lebih tinggi. Dengan bantuan satu ton bibit kuljar, para pembudidaya dapat menjalani lima siklus tanam dalam satu tahun, yang berpotensi menghasilkan hingga 20 ton rumput laut basah atau 2,5 ton rumput laut kering. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu Raijua, Rachel Billik Tallo, menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan bibit rumput laut dan peralatan dari KKP. Menurutnya, bantuan ini sangat membantu pembudidaya di Sabu Raijua dalam meningkatkan kualitas produksi dan pendapatan mereka, yang kini bisa melampaui upah minimum regional (UMR).
Baca Juga: KKP Gagalkan 22 Kali Penyelundupan Benur dengan Total Kerugian Rp 266 Miliar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa kehadiran KKP di Sabu Raijua merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mengembangkan potensi daerah terluar dengan tetap menjaga keberlanjutan ekologi. Tahun 2024, penyaluran bantuan kebun bibit rumput laut kuljar dari BPBL Lombok telah berhasil direalisasikan 100%, mencakup distribusi ke wilayah Sumbawa, Lombok, Bali, Wakatobi, dan Sabu Raijua. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli