KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menduga adanya penyelundupan baru benih bening lobster (BBL) di Lampung. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho mengatakan pihaknya saat ini tengah mendalami temuan baru ini. Pihaknya juga berkomitmen untuk mengejar dalang dari kasus penyelundupan BBL di Lampung.
"Saat ini pelaku utama masih kita kejar otak pelakunya," kata Pung dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Akhir Tahun 2024 KKP, Jum'at (20/12).
Baca Juga: KKP Gagalkan Penyulundupan Benih Lobster Senilai Rp 7,8 Miliar di Lampung Pung mengatakan dalam proses penyelidikannya pihaknya juga melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk penelusuran aset pelaku penyelundupan. Sebelumnya, KKP telah meringkus dua kurir penyelundup 52.200 BBL di Lampung. Barang bukti puluhan ribu BBL yang diungkap itu bernilai Rp 7,8 miliar dengan tujuan pengiriman ke Vietnam. Dua kurir itu diamankan oleh petugas PSDKP di wilayah Pesisir Barat, Lampung, saat membawa puluhan ribu BBL dengan tujuan Provinsi Jambi, pada Senin (9/12/2024).
Baca Juga: Bea Cukai Cegah Kerugian Negara Rp 870 Juta dari Penyelundupan iPhone hingga Kosmetik Dia menerangkan, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa 1 unit minibus jenis Mitsubishi Expander bernomor polisi BE 1951 ZB dan 10 box styrofoam berisikan 52.200 BBL berbagai jenis. BBL itu dibeli dari nelayan di Lampung oleh para pelaku per ekornya hanya Rp 14 ribu dan dijual kembali secara ilegal ke Vietnam seharga Rp 150 ribu per ekor. Adapun hingga kini barang bukti ribuan BBL dan dua kurir telah diamankan petugas guna pengembangan kasus penyelundupan tersebut lebih lanjut. Lebih lanjut, Pung menyebut sepanjang tahun 2024 ini pihaknya telah berhasil menggagalkan 44 kasus penyelundupan BBL di 16 lokasi.
Baca Juga: KKP Usul Tambahan Anggaran Rp 7,64 Triliun Untuk Tahun 2025 "Yang terselamatkan ada 6,44 juta ekor BBL yang kami lepas liarkan, atau senilai dengan Rp 849 miliar," urainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli